Di musim hujan ini, bukan hanya serangga saja yang kawin dan berkembangbiak, melainkan juga reptil dan amfibi ikut kawin dan berkembang biak karena banyaknya sumber makanan. Salah satu amfibi yang akrab muncul di musim hujan adalah Katak dan Kodok. Bagi yang rumahnya dekat area persawahan pasti tidak asing dengan suara kodok dan katak yang selalu muncul saat hujan tiba. Suara khas kodok dan katak digunakan sebagai penarik perhatian bagi betina untuk kawin.
Gambar ilustrasi amfibi dari ordo Anura (F.A. Brockhaus/Wikimedia Commons) |
Walau keduanya berada dalam ordo yang sama yaitu Anura, namun keduanya memiliki perbedaan mendasar dan signifikan, mulai dari morfologi tubuh hingga perilaku. Dalam ordo Anura terdapat 4810 spesies yang terbagi dalam 33 suku, asal nama Anura dari bahasa Yunani yaitu ἀν- (an-), yang berarti "ketiadaan" dan οὐρά (ourá), berarti "ekor binatang". Apa saja perbedaan Katak dan Kodok? berikut penjelasannya.
Katak adalah amfibi tidak berekor dari suku Ranidae, yang tersebar bebas di enam benua, kecuali Antartika. Memiliki 9 sub-famili, 58 genera dengan jumlah mencapai 755 spesies. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai Frog, berasal dari bahasa Inggris Kuno, frogga, untuk mengeja kata frox, forsc, and frosc, kemungkinan berasal dari bahasa Proto-Indo-European yaitu preu = "melompat". Katak memiliki ciri yaitu berkulit licin, berwarna hijau atau merah kecokelat-cokelatan, kaki belakang lebih panjang, pandai melompat, jago berenang dan kumpulan telur membentuk kantong. Beberapa jenis katak mengembangkan racun sebagai metode pertahanan diri dari pemangsa.
Katak Coklat Eropa (Rana temporaria) (Elroch/Wikimedia Commons) |
Kodok adalah amfibi tak berekor dari suku Bufonidae, yang tersebar bebas di lima benua, kecuali Australia dan Antartika. Memiliki 35 genera dengan jumlah spesies mencapai 468 spesies. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai Toad, yang diduga berasal dari suara khasnya. Kodok memiliki ciri memiliki kulit yang kasar dan berbintil-bintil, kulit kering berwarna kecoklatan, dan kaki belakangnya pendek, sehingga kurang bisa melompat jauh & tidak jago berenang, dan kumpulan telur membentuk garis-garis. Untuk alat pertahanan diri, Kodok mengembangkan kantung kalenjar parotoid yang terletak dibelakang kepala di daerah sekitar telinga, yang berisi bisa Bufotoxin yang mengandung alkaloid, yang akan disemprotkan ke arah pemangsa saat terjepit. Selain itu, diketahui beberapa bakteri patogen juga hidup menempel di kulit Kodok yang hidup di got dan gorong-gorong perkotaan.
Kodok Eropa (Bufo bufo) (Bill Lionheart/Wikimedia Commons) |
Dari deskripsi diatas bisa disimpulkan bila Katak dan Kodok adalah spesies hewan amfibi berbeda. Yang mencolok adalah keberadaan Organ Bidder yang hanya dimiliki oleh Kodok, yang berguna sebagai pembuahan mandiri saat Kodok tidak menemukan pejantan atau betina dalam sebuah ekosistem. Organ unik yang terletak di bagian ginjal Kodok ini pertama kali ditemukan oleh Friedrich Bidder pada tahun 1847. Walau keduanya adalah spesies berbeda, namun sama-sama memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai pengendali populasi hama di area pertanian dan pengendali populasi serangga pembawa bakteri patogen di area perkotaan. Oleh peradaban manusia, Kodok diternakan sebagai sumber pangan alternatif, sedangkan Katak menjadi amfibi peliharaan bagi para kolektor.
No comments:
Post a Comment
Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.