Paus Orca (Orcinus orca) adalah spesies mamalia laut dari genus Orcinus dibawah suku Delphinidae. Memiliki sebutan umum yaitu Paus Pembunuh atau Killer Whale. Nama lokal Orca di Gorontalo adalah paupausu. sementara di Lamalera, dikenal dengan nama seguni. Penamaan ilmiahnya diambil dari julukan Latin pada masa Romawi pada Paus Pembunuh, yaitu ὄρυξ (óryx) "Orcinus", yang berarti "Kerajaan Maut" atau "peliharaan Orcus (dewa alam maut)".
Paus Orca (Orcinus orca) (Robert Pittman - NOAA) |
Berdasarkan catatan fosil, genus Orcinus sudah ada sejak 23.030.000 tahun yang lalu, yaitu Orcinus paleorca dan Orcinus citoniensis, yang seukuran lumba-lumba modern dan menjadi mangsa bagi Otodus megalodon di lautan masa Miosen. Setelah Otodus megalodon punah, kemudian berevolusi menjadi Paus Orca karena sudah tidak memiliki pemangsa dan mengambil alih puncak rantai makanan pada 11.000.000 tahun yang lalu. Pertama kali dideskripsikan dalam dunia sains melalui buku Historia animalium dalam bab Piscium & aquatilium animantium natura, karya Konrad Gessner pada tahun 1558. Kemudian dicatat oleh Carl Linnaeus dalam buku Systema Naturae edisi kesepuluh pada tahun 1758. Memiliki sinonim ilmiah antara lain Delphinus orca (Linnaeus, 1758), Delphinus gladiator (Bonnaterre, 1789) dan Orca gladiator (Bonnaterre, 1789).
Fosil Orcinus citoniensis yang dipajang di Museo Capellini, Bologna, Italia (Ghedoghedo/Wikimedia Commons) |
Paus Orca memiliki ukuran rata-rata sekitar 600-800 centimeter (20-26 kaki) dan berbobot 6000 kilogram (5,9 ton panjang; 6,6 ton pendek) untuk pejantan, sementara Paus Orca betina memiliki ukuran lebih kecil yaitu 500-700 centimeter (16-23 kaki) dan berbobot 3000-4000 kilogram (3-3,9 ton panjang; 3,3-4,4 ton pendek). Memiliki ciri fisik antara lain, yaitu corak kulit berwarna hitam-putih dengan corak putih pada bagian mata, bawah perut dan rahang bawah, sirip atas memiliki tinggi 180 centimeter (5,9 kaki), dimana ukuran sirip atas Paus Orca jantan dua kali lipat lebih tinggi dari sirip atas Paus Orca betina.
Perbandingan Paus Orca dengan manusia dewasa (Chris huh/Wikimedia Commons) |
Paus Orca berburu dalam kawanan yang terdiri dari 20-75 ekor, bahkan ada yang mencapai 100 ekor, menggunakan sonar untuk berburu dan mengandalkan kecepatan hingga 56 kilometer/jam (30 knot) untuk mengejar dan menyergap mangsa. Jika ukuran mangsa lebih kecil dan penyendiri maka akan ditaklukan sendirian, sementara bila mangsa berukuran lebih besar dan hidup dalam kawanan maka akan ditaklukan berkelompok. Berdasarkan tipe makanan dan letak bintik putih yang ada pada tubuhnya, Paus Orca dibedakan menjadi lima jenis antara lain tipe A lebih sering memangsa paus minke, tipe B yang ukurannya lebih kecil dari tipe A, lebih sering memangsa anjing laut dan singa laut, tipe C merupakan tipe paus pembunuh berukuran paling kecil yang memangsa ikan-ikan kecil, dan tipe D masih diteliti hingga kini. Merupakan pengendali populasi dan pemangsa alami Hiu Putih, dimana Hiu Putih akan menjauh selama 2 tahun setelah wilayahnya didatangi oleh Paus Orca.
Macam-macam tipe Paus Orca (Albino.orca/Wikimedia Commons) |
Paus Orca tidak memiliki musim kawin yang tetap tiap tahunnya dan bisa kawin tiap saat jika betina sudah mencapai kematangan pada umur 10 tahun dan subur pada umur 20 tahun, sementara pejantan matang pada usia 15 tahun dan subur pada usia 21 tahun. Setelah dibuahi oleh pejantan, Paus Orca indukan akan bunting selama 16-17 bulan, dan hanya melahirkan seekor anakan saja, yang memiliki ukuran 240 centimeter (7,9 kaki) dan berbobot 180 kilogram (400 pon). Anakan Paus Orca akan menyusui induknya selama 12 bulan pertama dan mulai ikut berburu dalam kawanan pada usia 2 tahun. Anakan Paus Orca memiliki peluang bertahan hidup hingga dewasa sekitar 37%-50%, karena rentan dimangsa Hiu Putih dan sesama Paus Orca. Rata-rata usia Paus Orca mencapai 25 tahun, dan bisa memcapai usia 60 tahun di penangkaran. Walau berusia lebih panjang di penangkaran, namun Paus Orca sulit berkembangbiak di penangkaran.
Induk Paus Orca berenang bersama anakan di Georgia selatan (Christopher Michel/Wikimedia Commons) |
Paus Orca dapat ditemukan di seluruh lautan di dunia, dengan pembagian menurut habitat yaitu kelompok residen merupakan kelompok yang paling sering ditemui di perairan pantai Pasifik. Kelompok ini mengunjungi wilayah yang sama secara konsisten. Resident juga terkadang berenang bersama mamalia laut lainnya seperti anjing laut dan singa laut, dimana hewan ini adalah mangsa utama kelompok transient. Kelompok transient dapat ditemukan di sepanjang pantai Samudra Pasifik, Alaska dan California. Kelompok Paus Orca selanjutnya adalah offshore, paus ini memiliki perbedaan genetik dengan kelompok residen dan transient. Kelompok Offshore memiliki bentuk tubuh yang lebih kecil dari kelompok Paus Orca lain, namun mereka dapat melakukan perburuan dengan kelompok besar serta dapat menyerang dan memangsa hiu dan mamalia laut lain. Ketiga kelompok Paus Orca ini saling tumpang tindih di alam liar, dimana kelompok residen akan saling menghindar di alam liar bila bertemu kelompok transient, sementara kelompok offshore sering diburu dan diserang oleh kelompok residen dan kelompok transient.
Peta persebaran Paus Orca (Orcinus orca) (IUCN) |
Walau terkesan lucu dan menggemaskan, Paus Orca ttercatat 12 kasus serangan ke manusia dengan satu kasus serangan tidak mematikan karena panik, dikira sebagai mangsa dan dianggap ancaman di alam liar pada periode. Sementara di penangkaran, tercatat 36 kasus serangan Paus Orca ke manusia sejak tahun 1960-2019, dengan tiga kasus serangan mematikan yang mengakibatkan kematian tiga orang, akibat stress dan kesepian. Namun tidak ada kasus manusia yang diamangsa dan dimakan oleh Paus Orca, karena manusia bukan makanan bagi predator puncak lautan modern tersebut. IUCN memperkirakan populasi Paus Orca mencapai 50.000 ekor di seluruh dunia, dimana tercatat dari tahun 1954-2019 berdasarkan data International Whaling Commission, terdapat 1178-1600 ekor Paus Orca yg diburu di Jepang, 987 ekor Paus Orca diburu di Norwegia dan 916 ekor Paus Orca diburu di kawasan Kutub Selatan, untuk diambil hati, minyak dan dagingnya. Karena terlalu luas persebarannya, IUCN masih menggolongkannya dalam status Kekurangan Data (Data Defficient). Di Indonesia, semua spesies Paus telah dilindungi baik melalui Undang-undang no. 5 tahun 1990 dan diperkuat dengan Undang-undang no. 45 tahun 2009.
No comments:
Post a Comment
Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.