Velociraptor mongoliensis adalah dinosaurus serupa unggas dari suku Dromaeosauridae dibawah sub-suku Velociraptorinae, yang hidup pada 75.000.000-71.000.000 tahun yang lalu di Padang Gobi, Eurasia pada masa Cretaceous. Berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu velox ('sepat') dan raptor ('perampok' atau 'penjarah'), yang berarti pertampas cepat.
Rekonstruksi fosil Velociraptor mongoliensis (Fred Wierum/Wikimedia Commons) |
Fosil Velociraptor pertama kali ditemukan pada 11 Agustus 1923 oleh Peter Kaisen dan tim dari American Museum of Natural History, yang melakukan ekspedisi dan penggalian di Formasi Djadochta. Gurun Gobi, Mongolia. Spesimen pertama berupa fosil tengkorak dan cakar kaki tersebut diberi kode AMNH 6515, kemudian dibawa ke Amerika Serikat pada tahun 1924, diserahterimakan kepada pimpinan museum, Henry Fairfield Osborn, yang memberi nama Velociraptor mongoliensis.
Spesimen fosil berkode AMNH 6515 (Henry Fairfield Osborn/Wikimedia Commons) |
Usaha pencarian fosil Velociraptor kemudian dilanjutkan oleh tim dari Polandia dan Uni Soviet pada masa Perang Dingin, yang kemudian menemukan fosil utuh Velociraptor dan Protoceratops yang saling menggigit, ditemukan pada tahun 1971 dan diberi kode GIN 100/25. Fosil "Dinosaurus Bertarung" (Fighting Dinosaurs) ini kemudian menjadi harta karun Mongolia ini, lalu dipinjamkan ke American Museum of Natural History untuk dipajang sementara pada tahun 2000.
Spesimen fosil berkode GIN 100/25 (Yuya Tamai/Wikimedia Commons) |
Menurut Nicolás E. Campione dan kolega dari University of Toronto, Kanada, dalam jurnal berjudul "Body mass estimation in non‐avian bipeds using a theoretical conversion to quadruped stylopodial proportions" yang terbit pada 4 Juli 2014 melalui portal jurnal BES, Velociraptor memiliki ukuran panjang tubuh 2,07 meter (6,8 kaki), tinggi 0,5 meter (1,6 kaki), dan berbobot lebih dari 15 kilogram (33 pon), mampu berbobot maksimum hingga 19,7 kilogram (43 pon). Ukuran tengkoraknya sepanjang 25 centimeter (9,8 inchi) dengan moncong rahang melengkung berisi 26-28 pasang gigi taring.
Bagan perbandingan antara Velociraptor mongoliensis dan manusia dewasa (Matt Martyniuk/Wikimedia Commons) |
Sama seperti dinosaurus serupa unggas lainnya, Velociraptor merupakan karnivora yang memiliki senjata utama berupa cakar panjang berukuran 6,5 centimeter, berdasarkan koleksi American Museum of Natural History. Tentu saja, cakar ini berguna saat memburu mangsa berupa dinosaurus herbivora mungil seperti Protoceratops, sesuai temuan David Hone dan kolega pada 15 Mei 2010, yang dilaporkan dalam jurnal berjudul "New evidence for a trophic relationship between the dinosaurs Velociraptor and Protoceratops" yang terbit melalui portal jurnal ScienceDirect.
Restorasi rangka Velociraptor mongoliensis berkode GIN 100/25 (Jaime A. Headden/Wikimedia Commons) |
Teknik membunuh Velociraptor dan dinosaurus serupa unggas lainnya mirip dengan teknik membunuh burung pemangsa masa kini, berdasarkan pemodelan yang dilakukan oleh Denver Fowler dan kolega pada 14 Desember 2011, menggunakan teknik Raptor Prey Resistant (RPR), yaitu dengan menggunakan kombinasi cakar dan taring dalam membunuh mangsa. Temuan ini didukung juga dengan massa tengkorak Velociraptor yang ringan, berdasarkan spesimen fosil berkode IGM 100/982. Temuan ini dilaporkan melalui jurnal berjudul "The Predatory Ecology of Deinonychus and the Origin of Flapping in Birds" yang terbit melalui portal jurnal PMC, PLOS One dan PubMed.
Spesimen fosil berkode IGM 100/982 (Eden, Janine and Jim/Wikimedia Commons) |
Sebagai dinosaurus pemangsa,Velociraptor juga merupakan pemakan bangkai, seperti saat berada dalam masa paceklik dan menemukan bangkai dinosaurus atau reptil purba raksasa, seperti temuan fosil tulang pterosaurus dari suku Azhdarchidae, yang ditemukan dalam perut Velociraptor pada tanggal 1 Mei 2012. Temuan ini dilaporkan dalam jurnal berjudul "Pterosaurs as a food source for small dromaeosaurs" karya David Hone dan kolega dari University College Dublin, Irlandia, diterbitkan melalui portal jurnal ScienceDirect.
Ilustrasi Velociraptor mongoliensis sedang memangsa oviraptorid (Durbed/Wikimedia Commons) |
Selain itu, Velociraptor memiliki bulu di tubuhnya yang berguna sebagai pengatur suhu tubuh dan membantu bergerak antar pohon, walau Velociraptor merupakan dinosaurus terrestrial, namun terkadang memanjat pohon untuk melindungi diri dari pemangsa besar. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Alan H. Turner dan kolega pada 21 September 2007, melalui analisa tulang lengan, diketahui bahwa Velociraptor memiliki 14 bulu lengan. Temuan ini dilaporkan dalam jurnal berjudul "Feather Quill Knobs in the Dinosaur Velociraptor" yang diterbitkan melalui portal jurnal Science.
Rekonstruksi fosil Velociraptor mongoliensis (Nobu Tamura/Wikimedia Commons) |
Secara kekerabatan, Velociraptor berkerabat dekat Deinonychus dan dinosaurus serupa unggas lainnya yang hidup di Amerika Utara pada masa akhir Cretaceous. Berdasarkan analisa kekerabatan yang dilakukan oleh Robert De Palma, David Burnham, Larry Martin, Peter Larson, dan Robert Bakker, menggunakan data yang dihimpun oleh Theropod Working Group, yang dilaporkan dalam jurnal berjudul "The first giant raptor (Theropoda: Dromaeosauridae) from the Hell Creek Formation", terbit pada 30 Oktober 2015 melalui portal jurnal KU ScholarWorks.
Bagan kekerabatan Velociraptor mongoliensis (screenshot Wikimedia Commons) |
Velociraptor mongoliensis hidup berdampingan dengan Protoceratops andrewsi, Pinacosaurus grangeri, Saurornithoides mongoliensis, Magnirostris dodsoni, Machairasaurus leptonychus, Oviraptor philoceratops dan bersama dinosaurus serupa unggas lainnya yaitu Linheraptor exquisitus & Velociraptor osmolskae. Berdasarkan jurnal berjudul "Late Mesozoic stratigraphy and vertebrates of the Gobi Basin" karya Tomasz Jerzykiewicz dari Geological Survey of Canada dan Dale A. Russell dari Canadian Museum of Nature yang terbit pada 4 Agustus 1991 melalui portal jurnal ScienceDirect,
Dalam budaya populer, Velociraptor muncul dalam novel Jurassic Park karya Michael Crichton yang terbit pada tahun 1991, kemudian diangkat menjadi film oleh Stephen Spielberg pada tahun 1993, walau secara fisik memakai tubuh Deinonychus tanpa bulu, agar terkesan menyeramkan dan lebih menjual. Bisa dibilang jika Velociraptor punya nama, Deinonychus punya rupa.
No comments:
Post a Comment
Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.