Psittacosaurus mongoliensis adalah spesies dinosaurus berparuh bengkok dari suku Psittacosauridae, dibawah genus Psittacosaurus, yang hidup sekitar 126.000.000-101.000.000 tahun yang lalu pada masa awal Cretaceous. Berasal dari bahasa Latin, yang berarti Kadal Kakaktua. Memiliki sinonim nama yaitu Protiguanodon dan Hongshanosaurus.
Ilustrasi seni Psittacosaurus mongoliensis (Nobu Tamura/Wikimedia Commons) |
Spesimen fosil Psittacosaurus pertama kali ditemukan oleh tim ekspedisi American Museum of Natural History yang melakukan penggalian di Gurun Gobi, Mongolia pada tahun 1923. Spesimen berupa tengkorak dan tubuh, kecuali ekor tersebut, diberi kode AMNH 6254, yang kemudian diboyong ke Amerika Serikat. Setelah tiba di Amerika Serikat, spesimen fosil tersebut dinamai Psittacosaurus mongoliensis oleh Henry Fairfield Osborn, ahli paleontologi sekaligus kepala American Museum of Natural History. Selain itu, juga memberi nama untuk spesimen berkode AMNH 6523 yaitu Protiguanodon mongoliense. Hingga kini, sudah ditemukan ribuan spesimen fosil Psittacosaurus, dimana ada 17 spesies Psittacosaurus yang sudah dideskripsikan, namun hanya 8-9 spesies yang dinyatakan valid.
Rekonstruksi skeletal Psittacosaurus mongoliensis (Jaime A. Headden/Wikimedia Commons) |
Dalam prakiraan yang dilakukan oleh Gregory Erickson dan Tatyana Tumanova pada 28 Juni 2008 dalam jurnal berjudul "Growth curve of Psittacosaurus mongoliensis Osborn (Ceratopsia: Psittacosauridae) inferred from long bone histology", Psittacosaurus mongoliensis memiliki ukuran sekitar 200 centimeter (6,5 kaki) dan berbobot 20 kilogram (4,4 pon). Memiliki ukuran tengkorak dengan mata yang meliputi 40% kepala dengan paruh bengkok mirip paruh burung Kakaktua, dengan ukuran tulang paha sekitar 15,2-16,2 centimeter (6,6,4 inchi), dimana tulang paha terbesar mampu mencapai panjang 21 centimeter (8,25 inchi).
Diagram perbandingan ukuran Psittacosaurus mongoliensis dengan manusia dewasa (DinoGuy2/Wikimedia Commons) |
Seluruh tubuh diselimuti oleh kulit bersisik dengan bulu-bulu tipis, yang memiliki jambul di ekor yang memiliki tinggi sekitar 16 centimeter (6,3 inchi) dan terbuat dari keratin. Selain itu juga, analisa paruh bengkok milik Psittacosaurus diduga berguna untuk memakan biji konifer, Hal ini diketahui dari pemindaian fosil Psittacosaurus yang ditemukan di Formasi Yixian dan Liaoning oleh Gerald Mayr dan kolega dalam jurnal berjudul "Bristle-like integumentary structures at the tail of the horned dinosaur Psittacosaurus" yang terbit pada bulan Agustus 2002 melalui portal jurnal Springer.
Pemindaian pada spesimen fosil SMF R 4970 (Vinther et al./Wikimedia Commons) |
Selain itu, pada tanggal 26 September 2016, dalam penelitian yang dilakukan oleh Jakob Vinther dan kolega dari University of Bristol, Inggris Raya menemukan bahwa Psittacosaurus memiliki warna kulit kecoklatan yang diduga untuk berkamuflase dengan kondisi hutan konifer yang lebat. Dalam penelitian ini menggunakan metode pemindaian ultraviolet dan laser-stimulated fluorescence (LSF) pada spesimen SMF R 4970 yang kemudian diolah menjadi model tiga dimensi, dilaporkan dalam jurnal berjudul "3D Camouflage in an Ornithischian Dinosaur" yang terbit melalui portal jurnal Current Biology.
Rekonstruksi tiga dimensi spesimen fosil berkode SMF R 4970 (Vinther et al./Wikimedia Commons) |
Secara perilaku, Psittacosaurus diketahui memiliki otak dengan ukuran Encephalisation Quotients pada skala 0,31 yang merupakan skala tertinggi dalam suku Ceratopsidae, sehingga diduga memiliki perilaku untuk bersosialisasi, menciptakan sarang, merawat anakan dan mengatur ritme sirkadian. Diketahui berdasarkan CT Scan yang dilakukan oleh Chang-Fu Zhou dan kolega pada Desember 2007, menggunakan spesimen berkode LHPV 1, dalam jurnal berjudul "Endocranial morphology of psittacosaurs (Dinosauria: Ceratopsia) based on CT scans of new fossils from the Lower Cretaceous, China" yang terbit melalui portal jurnal ScienceDirect.
Spesimen fosil tengkorak berkode LHPV 1 (Sereno et al/Wikimedia Commons) |
Secara kekerabatan, Psittacosaurus termasuk dalam kerabat Ceratopsian basal, namun bukan nenek moyang langsung dari suku Ceratopsidae seperti Triceratops horridus, karena Psittacosaurus memiliki empat jari, sedangkan Ceratopsidae memiliki lima jari. Hal ini berdasarkan analisa anatomi dan taksonomi yang dilakukan oleh Paul Sereno pada tahun 2010, yang dilaporkan dalam jurnal berjudul "Taxonomy, cranial morphology, and relationships of parrot-beaked dinosaurs (Ceratopsia: Psittacosaurus)" dan diterbitkan melalui portal jurnal ScienceOPEN.
Dalam budaya populer, Psittacosaurus sempat muncul dalam prolog film Transformers: Age of Extinction saat ada bangsa Alien yang datang dan mengubah semua dinosaurus di daratan utama Eurasia menjadi robot. Namun bukan hanya Psittacosaurus yang menjadi bagian budaya populer, masih banyak spesies dinosaurus asal Negeri Tirai Bambu yang lebih terkenal bahkan menjadi bagian mitologi kebudayaan bangsa besar pada masa klasik.
No comments:
Post a Comment
Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.