Tuesday, March 5, 2019

Sundew, si tumbuhan penggulung serangga

Sundew adalah tumbuhan berbunga semak rendah yang berada dibawah genus Drosera, merupakan satu dari tiga anggota suku Droseraceae. Penamaan ilmiah berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu δρόσος: drosos yang berarti "embun, tetesan embun", sementara istilah dalam penyebutan umum yaitu Sundew berasal dari bahasa Latin yaitu ros solis, yang berarti "terbenamnya matahari".

Sundew Spatula (Drosera tokaiensis)
(Jan Wieneke/Wikimedia Commons)
Sundew sudah muncul sejak 72.000.000-66.100.000 tahun yang lalu pada masa akhir Cretaceous, dimana genus Drosera menjadi genus tertua dan pertama muncul dalam suku Droseraceae. Pertama kali dimasukan dalam dunia botani pada tahun 1906, kemudian klasifikasi genus dipisah dari Aldrovanda pada tahun 1949. Genus Drosera memiliki sebelas sub-genera, antara lain ActuriaBryastrumCoelophyllaDroseraErgaleiumLasiocephalaMeristocaulisPhycopsis, Stelogyne, Thelocalyx & Regiae, dengan jumlah mencapai 194 spesies, terbanyak dalam suku  Droseraceae.

Ilustrasi tanaman Sundew dalam Manuskrip Voynich
(Wikimedia Commons)
Sundew memiliki ukuran batang sekitar 1-100 centimeter (0,39 and 39,37 inchi), dengan batang merambat mampu mencapai panjang 300 centimeter (9,8 kaki), mampu mencapai usia hingga 50 tahun. Memiliki bunga dengan ukuran sekitar 1,5-4 centimeter (0,6-1,6 inchi), serta memiliki akar yang berfungsi sebagai menyerap air dan menempel di tanah, yang berukuran sekitar 1-15 centimeter (0,4-5,9 inchi). Sundew merupakan tanaman berbiji yang berkembangbiak selama musim semi, namun beberapa jenis ada yang menghasilkan umbi.

Bunga dari Drosera kenneallyi
(Denis Barthel/Wikimedia Commons)
Untuk memenuhi kebutuhan hara, Sundew mendapatkannya dari serangga yang ditangkap menggunakan daunnya yang sudah berevolusi menjadi tentakel berisi air, yang akan mengatup dan menjepit kaki serangga dan hewan kecil dalam waktu 30 detik saja dan akan mekar kembali dalam waktu 30 menit setelah mangsa selesai dicerna. Dalam memikat serangga, Sundew menggunakan kelenjar yang menghasilkan bau harum & warna cerah, seperti merah dan kuning terang. Setelah ada serangga yang terjebak, Sundew menggunakan kelenjar sesil untuk menyerap dan mencerna unsur hara dalam tubuh mangsa.

Batang tentakel Drosera capensis
(NoahElhardt/Wikimedia Commons)
Sundew tersebar dari Alaska di belahan Utara hingga Selandia Baru, kebanyakan hidup di lahan gambut dan tanah rawa. Beberapa spesies diantaranya hidup di padang pasir yang tandus dan hutan hujan tropis yang basah sepanjang tahun. Karena degradasi hutan dan alih fungsi, membuat populasi Sundew semakin menurun di alam liar, hingga berstatus Terancam Punah. Di negara Eropa, seperti Jerman, Republik Ceko, Finlandia, Hungaria, Perancis dan Bulgaria menjadikan kawasan Taman Nasional dan Cagar Alam sebagai tempat konservasi Sundew. Sementara di Madagaskar, 10.000.000-200.000.000 buah tanaman Sundew dipanen tiap tahun untuk kebutuhan ekspor dan pengobatan herbal.

Peta persebaran tanaman Sundew (warna hijau)
(Petr Dlouhý/Wikimedia Commons)
Oleh peradaban manusia, Sundew sudah dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan herbal sejak abad ke-12 di Eropa, bahkan dalam tulisan Materia Medica karya David Culbreth pada tahun 1927, mengklaim bahwa Sundew bisa menjadi obat bagi 200-300 jenis penyakit. Hal ini dikarenakan umbi Sundew memiliki zat karotenoid, flavonoid, quinones, resin, tanin dan kadar Vitamin C. Selain itu, Sundew bisa dimanfaatkan sebagai tanaman hias, dan menjadi inspirasi bagi pengembangan teknologi nano di masa depan.

No comments:

Post a Comment

Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.