Thursday, August 8, 2019

Livyatan melvillei, sang penguasa lautan Miosen

Livyatan melvillei  adalah spesies Paus bergigi dari supersuku Physeteroidea dalam genus Livyatan, yang hidup sekitar 9.900.000-8.900.000 tahun lalu di era Tortonian dalam masa pertengahan Miosen. Penamaan Livyatan diambil dari sosok Leviathan, raksasa lautan dalam mitologi Yahudi, dan Melvillei dari nama belakang penulis novel The Whale, yaitu Herman Melville.

Livyatan melvillei dan  Cetotherium sp.
(Apokryltaros/Wikimedia Commons)
Fosil pertama Livyatan melvillei ditemukan pada November 2008, berupa separuh tengkorak, di Formasi Pisco, berjarak 35 kilometer barat daya kota Ica, Peru oleh Klaas Post, ilmuwan dari Natural History Museum Rotterdam, Belanda. Spesimen fosil separuh tengkorak yang diberi kode MUSM 1676, kemudian diidentifikasi sebagai spesies Paus purba terbaru, yang diberi nama Livyatan melvillei. Kini menjadi koleksi Museum of Natural History, Lima of National University of San Marcos, Peru.

Fosil separuh tengkorak Livyatan melvillei
(Ghedoghedo/Wikimedia Commons)
Karena belum ditemukan fosil utuhnya, para ahli paleontologi menggunakan prakiraan ukuran Livyatan melvillei yaitu sekitar 13,5 meter (44 kaki) menggunakan patokan susunan rangka dan ukuran tubuh Paus Sperma dan sekitar 16,2–17,5 meter (53–57 kaki) menggunakan patokan susunan rangka dan ukuran tubuh Paus Zygophyseter. Diduga mampu mencapai bobot 57 ton (62,8 ton rendah). Merupakan spesies Paus Sperma terbesar yang pernah ditemukan,

Rekonstruksi Livyatan melvillei dengan Paus suku Physeteridae
(Gamma 124/Wikimedia Commons)
Dalam berburu di lautan Miosen, Livyatan melvillei diduga berkelompok dan sudah menggunakan ekolokasi, berdasarkan rekonstruksi tulang tengkorak yang memiliki wujud serupa tengkorak Paus Sperma. Untuk membunuh mangsa, Livyatan melvillei menggunakan 18-22 buah gigi taring sepanjang 31-36,2 centimeter, dengan buruan berupa Paus purba lain seperti Messapicetus gregariusBrachydelphis mazeasi, Hiu Mako Purba (Cosmopolitodus/Carcharodon hastalis), penyu purba seperti Pacifichelys urbinai dan beberapa jenis burung laut purba, serta ikan kecil. Merupakan tetrapoda dengan ukuran gigi terbesar yang pernah ditemukan.

Fosil gigi Livyatan melvillei
(Ghedoghedo/Wikimedia Commons)
Hidup sezaman dengan Otodus/Charcharodon megalodon, membuat para ahli paleontologi menduga Livyatan melvillei adalah predator puncak pesaing Hiu raksasa dalam ekosistem samudera pada masa Miosen. Peran seperti ini mirip dengan peran Paus Sperma dan Hiu Putih dalam ekosistem samudera di masa kini. Sebagai pemangsa puncak tentu saja kedua megafauna ini akan memilih saling menghindar saat bertemu. Hingga kini, belum ditemukan fosil yang memperlihatkan kedua megafauna ini saling menyerang. Namun sayangnya, Paus purba penguasa lautan Miosen ini harus punah akibat kepunahan iklim di masa peralihan menuju masa Pleistosen, bersamaan dengan kepunahan Megalodon. 

2 comments:

  1. Tapi kan kemaren Mak Erot ada yang mengerikan yang mengerikan yang disebabkan tidak akan telah berhasil terdaftar atau Ndak Mak Erot dan paling bawah artikel itu oleh para ahli telah palingan cuma satu mak makan siang di restoran yang mengerikan di komsel itu oleh karena mama sudah ada sejak jaman

    ReplyDelete
  2. Tapi yang refnya aja gan biar mrk tanya sendiri Mak Ndut selesai dan tidak akankah Obama tidak ada yang mengerikan di dunia ini Indonesian movie nya di dunia ini

    ReplyDelete

Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.