Paus Biru (Balaenoptera musculus), merupakan anggota terbesar infra-ordo Cetacea dan berada dalam suku Balaenopteridae. Dikenal juga dengan nama Paus Balin. Di luar negeri dikenal sebagai Blue Whale, Sibbald’s Rorqual dan Sulphur-bottom Whale. Memiliki sinonim ilmiah antara lain Balaena musculus, Balaenoptera gibbar, Pterobalaena gigas, Physalus latirostris, Sibbaldius borealis, Flowerius gigas, Sibbaldius sulfureus dan Balaenoptera sibbaldii.
Paus Biru (Balaenoptera musculus) (NOAA Photo Library/Wikimedia Commons) |
Paus Biru sudah muncul sejak 2.588.000 tahun lalu di masa awal Pleistosen, kemudian muncul dalam berbagai kebudayaan sekitar 7000 tahun lalu, karena ukurannya yang sangat besar, membuatnya dianggap sebagai monster laut kiriman para dewa. Pertama kali dipopulerkan oleh Robert Sibbald dalam buku Phalainologia Nova pada tahun 1694. Kemudian diberi nama ilmiah oleh Carolus Linnaeus, bapak taksonomi modern, dalam jurnal Systema Naturae edisi kesepuluh pada tahun 1758. Paus Biru mampu tumbuh mencapai panjang maksimal sekitar 33-38 meter dengan bobot 181.000 kilogram. Dimana panjang rata-rata 29 meter dengan bobot 173.000 kilogram. Ukuran Paus Biru betina lebih besar dari pejantan, dengan ukuran mencapai 28,5 meter untuk betina dan 26,45 meter untuk pejantan. Paus Biru didaulat menjadi hewan terbesar di dunia pada masa modern.
Perbandingan Paus Biru dengan manusia dewasa (Kurzon/Wikimedia Commons) |
Selain itu merupakan hewan yang memiliki ukuran tengkorak terbesar di dunia, dengan ukuran sepanjang 580 centimeter. Tengkorak berukuran raksasa tersebut berisi gigi berbentuk seperti sapu lidi sepanjang 100 cm dengan diameter 50 cm, berjumlah 300 deret dan tiap deret berisi 70-180 sisir, yang berguna menyaring makanan. Sekali teguk, Paus Biru mampu menyedot 3600 kilogram makanan dan 90.000 kilogram air. Sangat berbahaya berada didekat Paus Biru yang sedang membuka mulutnya, karena bisa tersedot masuk ke mulutnya. walau tidak bisa ditelan karena kerongkongannya yang kecil.
Tulang tengkorak Paus Biru (Sklmsta/Wikimedia Commons) |
Dalam berburu, Paus Biru menyelam hingga kedalaman 100 meter untuk melahap zooplankton, udang rebon dan krill, selama 10–21 menit. Dalam sehari, Paus Biru membutuhkan asupan 40.000.000 ekor Krill untuk mencukupi kebutuhan energi sebesar 1.500.000 kilokalori (6,3 Gigajoule). Untuk memisahkan makanan dari air laut, Paus Biru menggunakan lidahnya yang berbobot 2.700 kilogram, menjadi lidah terberat di dunia. Dalam bernafas, paru-paru Paus Biru mampu menghirup 5000 liter oksigen tiap 10–15 menit sekali. Untuk mengambil oksigen, Paus Biru menggunakan lubang sembur, yang mampu menghasilkan semburan udara setinggi 9–12 meter. Semburan air Paus Biru menjadi daya tarik wisatawan saat mengamati migrasi mamalia laut ini, di perairan negara-negara yang dilintasi oleh kawanan Paus Biru.
Lubang sembur Paus Biru (NOAA Photo Library/Wikimedia Commons) |
Walau berbadan raksasa, Paus Biru hanya memiliki otak seberat 6 kilogram saja dan kecepatan berenang sebesar 50 kilometer per jam. Mampu menyelam hingga kedalaman 500 meter. Ukuran jantung Paus Biru juga paling besar dengan panjang 150 centimeter, lebar 120 centimeter, tinggi 120 centimeter dan berbobot 180 kilogram. Mampu memompa darah sebanyak 220 liter sekali denyut. Dengan ukuran jantung sebesar mobil kodok tersebut, anak kecil mampu berenang melintasi pembuluh darah dan aorta Paus Biru.
Dalam musim kawin di akhir musim gugur yang berlanjut hingga akhir musim dingin, Paus Biru jantan akan bernyanyi di kedalaman air untuk memikat betina. Setelah Paus Biru betina terpikat nyanyian pejantan, maka akan menjalani proses kawin, dimana pejantan membuahi betina dengan alat kelaminnya yang berukuran 240 centimeter, terbesar di dunia. Setelah proses kawin, Paus Biru betina hanya melahirkan seekor bayi setelah mengandung selama 12 bulan. Bayi Paus Biru yang baru dilahirkan memiliki panjang 7 meter dengan bobot 2,5 ton. Membutuhkan 380-570 liter susu dalam sehari, dengan kandungan 4.370 kilokalori per kilogram. Umur Paus Biru mampu mencapai 80 tahun.
Seekor induk Paus Biru berenang bersama anakannya (Andreas Tille/Wikimedia Commons) |
Predator alami mamalia laut raksasa ini adalah Hiu Putih, Paus Orca dan Manusia. Mamalia terbesar di dunia merupakan hewan soliter, walau pernah ditemukan kawanan berisi 50 ekor Paus Biru. Dalam berkomunikasi, Paus Biru menggunakan suara ultrasonik dengan kekuatan 155-188 desibel. Untungnya kita tidak bisa mendengarnya karena telinga manusia hanya bisa mendengar dalam frekuensi audiosonik. Ekolokasi dari Paus Biru berguna, selain untuk berkomunikasi juga sebagai alat pendeteksi halangan, pelacak predator, dan alat berburu dibawah air.
Paus Biru tersebar di seluruh perairan dunia, dari Samudera Arktik hingga perairan Antartika, dari Samudera Pasifik hingga Samudera Atlantik. Pada tahun 2016 silam, IUCN mencatat populasi Paus Biru di perairan dunia sekitar 10.000–25.000 ekor, menurun drastis dari 202.000–311.000 ekor pada tahun 2004. Penurunan drastis populasi Paus Biru disebabkan karena perburuan liar (whaling), pencemaran laut dan maraknya penggunaan sonar, sehingga dimasukan dalam daftar Bahaya Punah (Endangered) dalam Daftar Merah IUCN. Menyusul kemudian CITES memasukan Paus Biru kedalam daftar Appendix I, dimana Paus Biru dilarang dijual, baik hidup atau mati dan bagian tubuhnya. Berikut adalah peta persebaran Paus Biru.
Peta persebaran Paus Biru (IUCN Red List/Wikimedia Commons) |
Indonesia yang berada pada jalur migrasi mamalia laut dari ordo Cetacea kemudian menerbitkan aturan perlindungan mamalia laut raksasa ini, melalui UU nomor 5 tahun 1990, Peraturan Pemerintah tahun 1999 dan Peraturan Kementrian KKP nomor 84 tahun 2016. Paus biru pernah ditemukan mati terdampar di pesisir Pameungpeuk, Garut, pada tahun 1916. Dibutuhkan waktu 44 hari untuk membawa tubuhnya, dengan panjang 2700 centimeter dan berbobot 116 ton ke Bogor. Walau sang paus tinggal tulang belulangnya saja, dengan bobot 64 ton, namun penampakan kerangka paus biru ini menjadi salah satu daya tarik utama Museum Zoologi Bogor.
No comments:
Post a Comment
Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.