Sebagai hewan laut di masa Holosen, keberadaan Paus, Lumba-lumba dan Pesut memiliki pengaruh signifikan pada peradaban manusia sejak awal mengenal laut. Dalam legenda kuno di Yunani dan Romawi, keberadaan Paus dianggap sebagai kehadiran monster kiriman dewa laut, seperti yang nampak pada makhluk mitologi Cetus Troya, yang dikirim oleh Poseidon untuk menghancurkan armada kapal Yunani yang menyerang Troya. Sementara lumba-lumba dan pesut, sejak masa peradaban kuno dianggap sebagai utusan dewa laut untuk menolong nelayan dan pelaut. Memasuki masa modern, muncul makhluk kriptid yang mempengaruhi budaya populer, termasuk dari ordo Cetacea. Mari kita bahas dan ulas para Paus Kriptid dalam artikel ini.
Paus Giglioli
Paus yang pertama kali dilihat oleh Enrico Hillyer Giglioli pada tanggal 4 September 1867, dari atas kapal Magenta, sekitar 1930 kilometer (1200 mil) dari pesisir Chile. Memiliki ciri fisik yang kurang umum dibanding Paus pada umumnya, yaitu memiliki dua sirip punggung setinggi dua meter (6,6 kaki) dengan panjang tubuh mencapai 18 meter (59 kaki). Paus Giglioli ini berenang cukup dekat dengan kapal Magenta, hanya berjarak sejauh laras meriam kapal, sehingga ahli zoologi dari Italia ini bisa mengamati dengan jelas dan mencatat semua ciri khususnya. Beberapa tahun kemudian, laporan mengenai Paus yang sama dilaporkan oleh awak kapal Lily yang berlayar di laut Skotlandia. Kemudian di tahun 1983, Jacques Maigret, ahli zoologi Perancis melihat spesies Paus yang sama di perairan antara Corsica dan Perancis. Bahkan, Paus Giglioli memiliki "nama latin" sendiri yaitu Amphiptera pacifica.
Gambaran Paus Giglioli (Enrico Hillyer Giglioli/Wikimedia Commons) |
Sejak pertama kali dilaporkan terlihat hingga kini, tidak pernah ditemukan spesies Paus terbaru yang memiliki ciri unik berupa sirip punggung ganda. Dugaan besar, sirip ganda Paus yang terlihat bukanlah sirip punggung dari seekor Paus melainkan dari sepasang Paus yang berenang bersama sehingga terlihat mirip sirip punggung ganda. Kemungkinan lainnya adalah Paus yang mengalami luka akibat serangan pemangsa dan mengalami kecacatan sejak lahir.
Paus "Moby Dick"
Merupakan salah satu Paus Kriptid paling terkenal dalam komunitas pecinta cryptozoologi, yang digambarkan sebagai Paus Sperma (Physeter macrocephalus) albino yang membalas dendam ke awak kapal Pequod yang dipimpin oleh Kapten Ahab. Kisah yang melegenda ini sempat diangkat dalam film In The Heart of Sea yang rilis pada tahun 2015. Tentu, Paus ini tidak benar ada dan fiksi semata, karena merupakan karangan dari Herman Melville dalam novel berjudul The Whale, yang terbit pada tanggal 18 Oktober 1851 di Inggris dan tanggal 14 November 1851 di Amerika Serikat. Novel ini memang sangat laku di jaman tersebut, karena mencapai penjualan hingga 3200 eksemplar.
Illustrasi Paus "Moby Dick" dalam novel The Whale (Augustus Burnham Shute/Wikimedia Commons) |
Lumba-lumba Badak
Lumba-lumba yang pertama kali dilihat oleh Jean René Constant Quoy dan Joseph Gaimard di pesisir pantai Pulau Sandwich dan New South Wales, Australia ini, digambarkan memiliki ciri sirip punggung ganda, namun sirip yang kecil terletak di kepala sehingga nampak seperti cula. Mereka mengira menemukan spesies yang baru dan memberi "nama latin" yaitu Delphinus rhinoceros dan Cetodipteros rhinoceros. Sama seperti kasus Paus Giglioli, Lumba-lumba badak sebenarnya adalah sepasang lumba-lumba yang sedang berenang bersama dan terlihat dari kejauhan dan menjadi ilusi optik.
Sepasang lumba-lumba yang berenang (Bob Jones/Wikimedia Commons) |
Tentu tidak semua Paus Kriptid yang kami bahas dalam artikel ini, karena hanya tiga macam Paus Kriptid diatas yang dikenal oleh publik dan menjadi perbincangan di forum pecinta cryptozoologi. Sama halnya seperti makhluk cryptozoologi lainnya, yang sebenarnya merupakan obyek biasa yang mengalami ilusi optik dan hingga kini, belum ada bukti ilmiah mengenai Paus Kriptid diatas.
No comments:
Post a Comment
Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.