Ikan Gitar (Guitarfish) adalah spesies ikan bertulang rawan dibawah genus Rhinobatos dan suku Rhinobatidae. Merupakan anggota ordo Rhinopristiformes, Mendapatkan sebutan umum Ikan Gitar karena punya postur mirip gitar dan biola. Memiliki nama umum lainnya yaitu Ikan Biola (Violinfish) dan Pari Jengki (Shovelnose Rays). Hingga kini sudah ditemukan 15 spesies ikan Gitar antara lain Ikan Gitar Atlantik (Rhinobatos rhinobatos), Ikan Gitar Annandale (Rhinobatos annandalei), Ikan Gitar Bintik Putih (Rhinobatos albomaculatus), Ikan Gitar Kalimantan (Rhinobatos borneensis), Ikan Gitar Ramping (Rhinobatos holcorhynchus), Ikan Gitar Bercincin (Rhinobatos hynnicephalus), Ikan Gitar Berduri (Rhinobatos irvinei), Pari Jengki Jimbaran (Rhinobatos jimbaranensis), Ikan Gitar Berpunggung Halus (Rhinobatos lionotus), Ikan Gitar Pelana (Rhinobatos nudidorsalis), Pari Jengki Indonesia (Rhinobatos penggali), Ikan Gitar Berbintik (Rhinobatos punctifer), Ikan Gitar Mata Emas (Rhinobatos sainsbury), Ikan Gitar Coklat (Rhinobatos schlegelii) dan Ikan Gitar Filipina (Rhinobatos whitei).
Ikan Gitar Atlantik (Rhinobatos rhinobatos) (Johan Fredriksson/Wikimedia Commons) |
Berdasarkan catatan fosil, suku Rhinobatidae sudah ada sejak 150.00.000 tahun yang lalu, di masa Jurassik. Para peneliti memperkirakan Ikan Gitar merupakan spesies transisi dalam garis evolusi antara Hiu dengan Pari. Pertama kali diidentifikasi dalam dunia oleh Carolus Linnaeus pada tahun 1768 dalam buku Systema Naturae edisi kesepuluh. Spesies ikan gitar yang sudah punah antara lain Rhinobatos beurleni, Rhinobatos bruxelliensis, Rhinobatos casieri, Rhinobatos grandis, Rhinobatos hakelensis, Rhinobatos incertus, Rhinobatos intermedius, Rhinobatos latus, Rhinobatos maronita, Rhinobatos primarmatus, Rhinobatos sahnii, Rhinobatos steurbauti, Rhinobatos tenuirostris, dan Rhinobatos whitfieldi.
Fosil Rhinobatos whitfieldi (Haplochromis/Wikimedia Commons) |
Ikan Gitar memiliki ukuran rata-rata sepanjang 80 centimeter, dan mampu tumbuh hingga sepanjang 147 centimeter. Memiliki ciri-ciri berupa moncong yang panjang, badan pipih, dengan ekor bersirip bulat. Memiliki mulut dibawah yang digunakan untuk menangkap mangsa berupa ikan kecil, krustasea dan moluska. Berburu menggunakan taktik menyergap dari bawah laut saat berkamuflase dengan pasir dasar laut dan menyetrum mangsa menggunakan jaringan elektrosit yang mampu mengeluarkan daya hingga 220 volt. Melacak mangsa menggunakan organ Ampula Lorenzini yang terletak di momcong ikan gitar. Sama seperti ikan Pari lainnya, Ikan Gitar merupakan hewan bertelur-beranak (ovovivipar) yang berkembang biak secara seksual melalui pembuahan dan aseksual melalui parthenogenesis. Memiliki masa mengerami selama empat bulan, dengan musim kawin pada musim semi dan musim panas tiap tahun. Tiap bertelur-beranak menghasilkan 4-10 ekor anakan, yang hidup dengan kuning telur pada sebulan pertama. Anakan ikan gitar rentan ditangkap nelayan dan dimangsa ikan predator, termasuk Hiu.
Ikan Gitar merupakan spesies ikan bawah laut yang hidup di kedalaman hingga 200 meter, yang menghabiskan banyak waktu di dasar laut dan menyukai habitat perairan berpasir. Karena habitatnya bersinggungan dengan kawasan aktivitas manusia sehingga menjadi sasaran buruan dan pancingan oleh nelayan. Ikan gitar menjadi komoditas umum di kawasan pesisir, karena menjadi bahan dasar pengolahan untuk ikan asap, ikan asin dan olahan masakan. Menurut data IUCN terdapat tren populasi penurunan populasi Ikan Gitar sekitar 81%-91% di seluruh dunia, sehingga membuat 34,5% dalam status Data Kurang (Data Deficient), 31% dalam status Terancam (Near Threatened), 13,8% dalam status Rentan (Vulnerable), 10,3% dalam status Resiko Rendah (Least Concern), 6,9% dalam status Kritis (Critically Endangered) dan 3,4% dalam status Rentan (Vulnerable).
Di Indonesia, Ikan Gitar menjadi salah satu bahan baku olahan ikan asap untuk masakan Mangut, khas pantai utara Jawa Tengah. Sempat menghebohkan publik di tahun 2007, karena video ikan gitar/pari jengki terbalik diatas sebuah papan/kasur yang diklaim sebagai anak durhaka yang dikutuk menjadi ikan Pari. Sebenarnya hoax dan disinformasi mengenai hewan dan tumbuhan tidak merugikan pihak manapun, namun dapat menyesatkan bagi orang yang membaca dan kurang paham mengenai dunia biologi. Semakin mengenal dan memahami dunia biologi akan semakin mudah menolak dan menghindari hoax dan disinformasi mengenai hewan dan tanaman.
No comments:
Post a Comment
Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.