Bila mendengar kata Primata, pasti kita akan terlintas dengan hewan monyet dan kera yang merupakan jenis primata yang akrab di telinga masyarakat umum. Masih banyak orang awam yang menganggap kedua jenis primata ini adalah hewan yang sama, padahal aslinya merupakan jenis hewan yang sama. Artikel ini akan membahas perbedaan monyet dengan kera, berikut ulasannya,
Gambar kolase Primata (Wikimedia Commons) |
Kera (Ape) adalah primata tak berekor dari supersuku Hominoidea dibawah pavordo Catarrhini dan infra-ordo Simiiformes, memiliki ciri antara lain memiliki bentuk lengan lebih panjang dibandingkan kakinya, yang digunakan untuk bergelantungan diatas pohon karena merupakan hewan arboreal, namun dapat berjalan dengan dua kaki diatas tanah. Volume otak Kera juga lebih besar dari volume tubuhnya, merupakan hewan omnivora yang kadang hidup soliter dan kadang hidup berkelompok. Terdiri dari dua suku yaitu Hylobatidae yang memiliki empat genera dengan 16 spesies dan suku Hominidae, yang memiliki terdiri dari 8 spesies. Muncul sejak 25.000.000 tahun yang lalu, dimana Owa muncul pada 18.000.000 tahun yang lalu, genus Pongo muncul pada 14.000.000 tahun lalu, Gorilla muncul pada 7.000.000 tahun yang lalu dan genus Pan & Homo muncul pada 3.000.000-6.000.000 tahun yang lalu.
Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) (Eleifert/Wikimedia Commons) |
Monyet (Monkey) adalah primata berekor dari grup Platyrrhini (monyet dunia baru) dan Cercopithecidae (monyet dunia lama), dibawah infra-ordo Simiiformes, memiliki ciri antara lain memiliki ukuran lengan hampir sama atau bahkan lebih pendek dibandingkan ukuran kakinya, dan berjalan dengan empat kaki, karena merupakan hewan semi-terestrial (separuh hidup di pohon dan separuh hidup di darat). Merupakan hewan foliovora (pemakan dedaunan) dan pemakan buah (fugivora). Grup monyet dunia lama memiliki lima suku dengan 12 spesies, sementara grup monyet dunia baru terdiri dari 24 genera dengan 138 spesies. Muncul sejak 40.000.000 tahun yang lalu.
Monyet Abu-abu (Macaca sinica) (Carlos Delgado/Wikimedia Commons) |
Akibat perambahan hutan, perburuan liar dan konflik dengan manusia, populasi primata di dunia semakin menurun dan berkurang tiap tahun. Apalagi di Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah keanekaragaman primata terbesar ketiga di dunia, yang memiliki 62 spesies dengan 77 taksa. Untuk meningkatkan kesadaran publik akan konservasi primata, tiap tanggal 1 September, sejak tahun 2005 diperingati sebagai Hari Primata Sedunia, yang dipelopori oleh Animal Defenders International (ADI). Primata memiliki peran vital di hutan sebagai spesies penyebar biji dan pemulih hutan.
No comments:
Post a Comment
Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.