Monday, November 4, 2019

Apa itu Carnian Pluvial Event?

Bulan November merupakan bulan pertama musim hujan bagi wilayah Nusantara karena adanya pergerakan angin muson Timur dari Asia yang bertiup pada bulan Oktober sampai April, yaitu pada saat posisi semu matahari di berada belahan bumi selatan. Posisi inilah yang menyebabkan tekanan udara yang tinggi di Asia dan tekanan udara yang rendah di wilayah Australia membuat angin bertiup dari benua Asia ke benua Australia. Di musim penghujan ini biasanya hujan bisa turun selama berjam-jam, bahkan hingga menyebabkan banjir dan bencana hidrometeorologi lainnya. Namun di masa Triassik akhir para ahli menemukan bahwa telah terjadi hujan selama 2.000.000 tahun, bila hujan selama 2 jam saja bisa membikin bencana apalagi hujan selama 2.000.000 tahun. Apakah yang terjadi pada masa akhir Triassik tersebut? Simak penjelasannya berikut ini

Illustrasi peristiwa Carnian Pluvial Event pada 230.000.000 tahun lalu
(© Davide Bonadonna)
Peristiwa Pluvial Carnian atau Carnian Pluvial Event atau Reingrabener Wende (Pergantian Reingrabene) atau Peristiwa Raibl (Raibl Event) adalah peristiwa perubahan iklim yang terjadi pada 230.000.000 tahun lalu di strata Carnian di akhir masa Triassik. peristiwa perubahan iklim Carnian Pluvial Event (CPE) ditandai dengan kemunculan hujan selama 2.000.000 tahun, berdasarkan bukti berupa lapisan palaeosol pada strata Carnian, yang menandakan adanya kelembababan dan konsentrasi air yang signifikan sepanjang tahun selama strata Carnian, temuan palynology yang merefleksikan kondisi vegetasi pada strata Carnian, sedimen siliciclastik pada lapisan Cekungan yang barada pada strata Carnian dan penyebaran batu ratna cempaka (amber) yang sangat masif pada strata Carnian. Indikasi peningkatan curah hujan hingga sebesar 1400 milimeter atau 140 centimeter per tahun selama 2.000.000 tahun pada peristiwa CPE juga berdasarkan analisa isotop oksigen pada fosil Conodontia dengan perubahan negatif sebesar ≈1.5‰, menandakan bahwa terjadi peningkatan suhu atmosfer Bumi sebesar 3-4 °C yang turut mengubah kadar keasinan air laut. Dicetuskan pertama kali oleh Schlager Wende dan Schöllnberger Wende, sepasang ahli geologi Jerman pada tahun 1974. diambil dari buku novel Chronicles of Narnia karya C. S. Lewis dan kata Pluvial berarti hujan sepanjang tahun.

Bagan korelasi antara peristiwa CPE dengan isotop oksigen
(Jacopo Dal Corso dkk, 2013)
Penyebab dari peristiwa CPE ini masih diteliti oleh para ahli, namun ada dua teori ilmiah tentang penyebab munculnya CPE, yaitu yang pertama adalah letusan Mandala Berapi Wrangellia di Alaska yang mengeluarkan material letusan mencapai 6.000.000 kilometer kubik yang menyebabkan kenaikan suhu atmosfer Bumi secara signifikan sehingga mempengaruhi penguapan air laut di masa akhir Triassik, karena pelepasan karbondioksida dan belerang dioksida secara masif ke permukaan atmosfer Bumi, sehingga mempengaruhi Megamuson Pangaea. Lalu penyebab CPE yang kedua adalah pembentukan pegunungan Cimmerian Orogeny yang berada di sisi selatan benua purba Laurasia (sekarang Asia Tengah), akibat tumbukan lempeng Cimmerian dengan lempeng Kazakhstania dan Eurasia pada 200.000.000-150.000.000 tahun yang lalu. Pembentukan pegunungan purba ini mempengaruhi hembusan Megamuson Pangaea, sehingga menumpuk awan hujan dan meningkatkan curah hujan secara masif selama 2.000.000 tahun yang lalu.Kemungkinan besar kedua peristiwa besar ini bersama-sama memicu peristiwa CPE.

Illustrasi pembentukan pegunungan Cimmerian Orogeny
(Wikimedia Commons)
Imbas dari Peristiwa CPE adalah kepunahan massal spesies dominan di masa Triassik seperti sinapsida, conodontia, crocodilyformes, dan jenis makhluk purba, yang mengandalkan sinar matahari sebagai sumber makanan dan metabolisme tubuh karena berdarah dingin. Selain peristiwa CPE menyebabkan bencana hidrometeorologi raksasa, yang membunuh banyak makhluk hidup. Namun di sisi lainnya, nenek moyang dinosaurus yang tidak mengandalkan sinar matahari sebagai penunjang metabolisme, karena bisa bertahan hidup dan berevolusi menjadi beranekaragam untuk menguasai relung ekologi & menggantikan peran ekologi makhluk hidup yang punah di masa jelang transisi Triassik-Jurassik. Berdasarkan temuan fosil Eoraptor lunensism leluhur dinosaurus di Formasi Ischigualasto, Argentina yang memiliki penanggalan radiomertik sekitar 230.300.000-231.400.000 tahun yang lalu, bersamaan dengan peristiwa CPE. Kemudian pepohonan berbiji terbuka muncul pasca peristiwa CPE dan menjadi pengisi vegetasi utama di masa puncak Mezosoikum.

1 comment:

  1. Min, alangkah baiknya template web nya diganti agak yang lebih keren, hehehe izin ngambil materinya ya untuk buat artikel, janji dehh ngak dicopas, cuman inspirasi doang

    ReplyDelete

Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.