Thursday, October 17, 2019

Artiodactyla, ordo mamalia berkuku belah

Artiodactyla adalah ordo mamalia berkuku belah, yang memiliki kaki berjumlah genap, memiliki pencernaan berlapis di usus, pemakan tumbuhan dan memamah biak. Di luar negeri dikenal sebagai Even-toed ungulate. Penamaan ordo-nya diambil dari bahasa Yunani yaitu ἄρτιος (ártios), berarti 'genap', dan δάκτυλος (dáktylos), berarti 'jari / kuku'. Hingga kini tercatat ada 13 suku dengan 220 spesies mamalia berkuku belah.

Foto kolase Artiodactyla, mamalia berkuku belah
(Wikimedia Commons)
Berdasarkan catatan fosil, ordo Artiodactyla sudah muncul sejak 55.000.000 tahun yang lalu di masa Eosen, memiliki nenek moyang bersama yaitu Diacodexis sp., kemudian bercabang menjadi Cetacea, Camelidae dan Hippopotamidae pada 50.000.000 tahun yang lalu. Suku Suidae dan Tayasuidae muncul pada 33.000.000 tahun yang lalu. Sementara percabangan antara Traguliidae, Cervidae, Moschidae, Antilocapridae, Bovidae dan Giraffidae terjadi sekitar 25.000.000-20.000.000 tahun yang lalu. Mengalami pengrumahan oleh peradaban manusia untuk dimanfaatkan sebagai pangan, transportasi dan estetika pada 8000-5000 tahun yang lalu. Pertama kali dideskripsikan oleh Sir Richard Owen pada tahun 1848.

Bagan evolusi Artiodactyla, mamalia berkuku belah
(Flickr)
Dalam ordo Artiodactyla, spesies tertinggi adalah Jerapah (Giraffa camelopardalis) yang memiliki tinggi mencapai 550 centimeter dengan panjang mencapai 470 centimeter, berbobot sekitar 1192-1930 kilogram. Sementara, Kuda Nil (Hippopotamus amphibius) menjadi spesies mamalia berkuku belah terbesar dengan ukuran panjang mencapai 500 centimeter dan berbobot 4500 kilogram. Spesies mamalia berkuku belah terkecil adalah Kancil (Tragulus kanchil) yang memiliki panjang 45 centimeter dan berbobot 1,5 kilogram.

Perbandingan ukuran spesies dibawah ordo Artiodactyla
(Princeton University)
Ciri khas mamalia berkuku belah adalah sifat memamah biak, yaitu mencerna makanannya dalam dua langkah: pertama dengan menelan bahan mentah, kemudian mengeluarkan makanan yang sudah setengah dicerna dari perutnya dan mengunyahnya lagi. Saat memakan tumbuhan, mamalia berkuku belah mengunyah menggunakan mulut dengan gigi berjumlah 30-44 buah gigi, berformasi 0–3, 0–1, 2–4, 3 di rahang atas dan 1–3, 1, 2–4, 3 di rahang bawah. Setelah makanan dilembutkan, kemudian melewati kerongkongan dan menuju lambung untuk proses pembusukan makanan dan menghasilkan enzim selulase yang dapat mengurai selulosa. Makanan yang membusuk kemudian disimpan di Rumen (perut besar) lalu berpindah ke Retikulum (perut jala) untuk mencampur makanan menjadi gumpalan kasar (bolus) yang akan didorong kembali ke mulut untuk dimamah hingga lembut. Setelah lembut, makanan langsung menuju Omasum (perut buku) untuk mengurangi kadar air menggunakan enzim, dan kemudian makanan menuju Abomasum (perut masam) untuk menghilangkan bakteri. Makanan kemudian didorong menuju usus halus untuk diserap zat gizi yang tersisa dan menjadi kotoran/feses untuk dibuang melalui anus/rektum. Tidak semua hewan berkuku belah memamah biak, seperti suku Suidae dan Tayasudiae.

Sistem pencernaan memamah biak mamalia berkuku belah
(Seteven M. Carr, 2005)
Mamalia berkuku belah dapat ditemukan di seluruh dunia, kecuali Antartika dan Oceania, tersebar di ekosistem hutan hujan tropis, padang rumput, sub-guru,, gurun dan hutan subtropis dan menjadi mangsa alami bagi ordo Carnivora. Beberapa jenis mamalia mengembangkan tanduk dan ranggah untuk menghalau pemangsa dan dimorfisme seksual. Hidup secara berkelompok dengan masa mengandung rata-rata sekitar 4-15 bulan, dan jumlah anakan sekitar 4-10 ekor. Di alam liar, angka harapan hidup mamalia berkuku belah mencapai 40-50 tahun. Berperan penting dalam peradaban manusia sebagai sumber pangan, alat transportasi dan komoditas perdagangan. Berdasarkan data IUCN pada tahun 2012, terdapat spesies mamalia berkuku belah yang Punah (Extinct) yaitu Sapi Aurochs, Rusa Arabia, Kuda Nil Madagaskar, Antelope Biru, dan Rusa Schomburk, dua speies Punah di Alam Liar (Extinct in the Wild) yaitu Oryx Sahara & Rusa Pere David, 14 spesies mamalia berkuku belah berada dalam status Kritis Genting (Critically Endangered) dan 24 spesies mamalia berkuku belah berada dalam status Genting (Endangered).  




1 comment:

Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.