Beberapa hari ini, kita dikejutkan dengan berita dari Klaten tentang serbuan Tawon yang mengakibatkan tujuh warga meninggal akibat sengatan serangga tersebut. Pada pertengahan musim penghujan ini, memang menjadi masa favorit serangga untuk berkembang biak. Dihimpun dari Kompas, tercatat ada 217 sarang tawon dimusnahkan pada tahun 2017 dan 207 sarang dimusnahkan pada tahun 2018. Pada awal tahun 2019 ini, 18 sarang tawon sudah dimusnahkan, dan ada 22 sarang tawon yang menunggu untuk dimusnahkan. Sebaran sarang tawon di Klaten mencapai 24 kecamatan, dimana yang terbanyak berada di kecamatan Klaten Utara.
Kejadian yang menghebohkan ini tentu menimbulkan ketakutan terhadap serangga penyengat ini, namun yang memiliki sengat bukan hanya Tawon saja, melainkan ada Lebah. Kedua serangga penyengat itu berada dalam ordo Hymenoptera dan sub-ordo Apocrita, dimana terdapat 150.000 spesies dalam ordo ini. Walau berada dalam ordo yang sama, Tawon dan Lebah memiliki perbedaan mendasar. Apa saja perbedaannya? Simak penjelasannya berikut ini!
Gambar kolase serangga penyengat (Alves Gaspar/Wikimedia Commons) |
Lebah adalah serangga penyengat yang berada di bawah suku Apoidea, yang memiliki 20.000 spesies yang terbagi empat sub-suku. Lebah memiliki ciri antara lain memiliki dua pasang sayap dengan tiga pasang kaki, makanannya berupa benang sari atau serbuk sari & nektar, alat pernapasannya berupa trakea, memiliki sengatan yang terdapat di ekornya yang bersifat sementara (remanen), dimana saat digunakan akan terlepas beserta isi perutnya, bersarang di dalam rongga pohon, relung tebing & dahan pohon dan berkembangbiak secara bertelur (ovipar). Hidup berkoloni yang memiliki hirarki berupa Ratu Lebah, bertugas melahirkan koloni; Pekerja, bertugas mengumpulkan makanan, membangun & menjaga sarang; Pejantan, bertugas membuahi Ratu Lebah untuk melahirkan koloni. Lebah menghasilkan madu yang berfungsi makanan larva dan Ratu Lebah. Oleh peradaban manusia, madu Lebah digunakan sebagai bahan pangan yang kaya nutrisi.
Lebah Madu (Apis mellifera) (Andreas Trepte/Wikimedia Commons) |
Tawon adalah serangga penyengat yang berada dibawah suku Vespidae, yang memiliki 75.000 spesies yang terbagi empat sub-suku. Tawon memiliki ciri antara lain memiliki dua pasang sayap dengan tiga pasang kaki, tubuh ramping dan memiliki pinggang yang menyempit di antara dada dengan perut, memiliki rambut di badan & kaki, tidak memiliki kantong madu, Tubuhnya bergaris hitam kuning atau hitam putih, memiliki sengatan yang terdapat di ekornya yang bersifat tetap (permanen) yang memiliki racun bersifat alergetik sehingga bisa menyengat berkali-kali, bersarang di area pada penduduk yang kaya akan serangga mangsa, dan berkembangbiak secara bertelur (ovipar). Hidup berkoloni dengan hirarki yaitu Ratu Tawon, yang bertugas melahirkan koloni; Pekerja, yang bertugas merawat anakan, mencari makan & menjaga sarang; Pejantan, yang bertugas membuahi Ratu Tawon. Tawon tidak menghasilkan madu seperti Lebah, melainkan memakan serangga lain yang lebih kecil. Oleh peradaban manusia, Tawon dimanfaatkan sebagai pengendali hama alami di perkebunan.
Tawon Asia Tenggara atau Tawon Ndas (Vespa affinis) (Judy Gallagher/Wikimedia Commons) |
Bentuk sarang Lebah dan Tawon berbeda, dimana Lebah membentuk sarang segienam yang terbuat dari lilin yang diproduksi melalui air liur Lebah pekerja, sementara Tawon memiliki sarang tak beraturan yang terbuat dari tanah dan daun kering yang direkatkan dengan air liur Tawon pekerja. Sarang lebah memiliki volume sekitar 10-100 liter, yang paling besar mencapai volume 280 liter. Sementara, sarang tawon memiliki volume 3,8-45 liter. Dalam sarang lebah berisi 50.000 pekerja, dengan rata-rata Ratu lebah menghasilkan 1500 telur per hari, yang dibuahi oleh 100 pejantan. Sementara, sarang tawon hanya berisi sekitar 10.000-15.000 pekerja di musim penghujan dan 4000-5000 pekerja di musim kemarau.
Sarang lebah madu di Bangalore, India (Andy Campbell/Wikimedia Commons) |
Sarang Tawon (Andy Campbell/Wikimedia Commons) |
Secara kekerabatan, tawon merupakan kerabat dekat semut dibanding lebah. Sedangkan lebah memiliki kekerabatan dekat dengan tawon tak bersengat. Hal ini berdasarkan penelitian Brian R. Johnson dan kolega dari Department of Entomology and Nematology, University of California, Amerika Serikat pada 21 Oktober 2013, yang diterbitkan melalui jurnal Cell, dengan judul Phylogenomics Resolves Evolutionary Relationships among Ants, Bees, and Wasps.
Bagan kekerabatan Hymenoptera (Chiswick Chap/Wikimedia Commons) |
Dari ciri-ciri dan karakteristik antara Tawon dan Lebah diatas, bisa disimpulkan bahwa kedua serangga tersebut adalah spesies berbeda, dimana masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan. Tawon dan lebah memiliki fungsi yang sama-sama penting bagi keberlangsungan hidup di alam liar dan sama-sama memiliki kegunaan bagi peradaban manusia. Walau tawon sering merugikan manusia karena sifat agresif dan racun pada sengatnya, sementara lebah menguntungkan manusia karena madu yang menjadi komoditas pangan favorit. Agar tidak menjadi wabah, kunci utama mengatasi wabah tawon saat musim hujan adalah menghadirkan pemangsa tawon alami seperti burung dan reptil pemakan serangga, sebagai pengendali populasi alami di ekosistem perkotaan. Penanganan medis yang tepat pada korban sengatan tawon tentu wajib dilakukan agar tidak jatuh korban jiwa lagi.
No comments:
Post a Comment
Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.