Friday, February 22, 2019

Apakah dinosaurus memiliki bulu?

Selama ini kita sering melihat sosok dinosaurus digambarkan sebagai reptil yang bersisik seperti kadal masa kini, seperti yang ada di film Jurassic Park dan semacamnya. Namun sejak awal milenium, sudah ditemukan fosil dinosaurus yang memiliki bulu di tubuhnya seperti yang dimiliki burung masa kini. Walau sudah banyak temuan dan penelitian mengenai dinosaurus berbulu. Namun orang awam masih belum banyak yang tahu, bahkan meragukannya. Apakah dinosaurus memiliki bulu? Berikut penjelasannya.

Seperti yang kita bahas dalam postingan sebelumnya, dinosaurus merupakan hewan berdarah panas yang tentu membutuhkan bulu dan rambut untuk menjaga suhu tubuh tetap hangat dan stabil. Teori ilmiah mengenai dinosaurus sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1969, setelah Thomas Henry Huxley mengamati fosil Archaeopteryx lithographica yang ditemukan di Solnhofen, Bavaria, Jerman pada tahun 1861. Beliau mengemukakan Teori Dinosaurus Berbulu melalui buku berjudul "On the animals which are most nearly intermediate between birds and reptiles" yang terbit pada tahun 1868. Namun teori ini masih membutuhkan pembuktian yang lebih pasti dan lebih banyak.

Spesimen fosil Archaeopteryx lithographica
(Vesta/Wikimedia Commons)
Hampir seabad kemudian, pada tahun 1969, John Ostrom mengidentifikasi fosil  Deinonychus antirrhopus, yang ditemukan sejak tahun 1954 di Montana, Amerika Serikat, menemukan kesamaan anatomi antara dinosaurus tersebut dengan unggas masa kini. Menyusul kemudian, pada 21 September 2007 dalam jurnal berjudul "Feather Quill Knobs in the Dinosaur Velociraptor" karya Alan H. Turner dan kolega menemukan tonjolan pena bulu pada tulang lengan Velociraptor yang berjumlah 14 buah. Lalu, ilmuwan juga menemukan struktur bulu yang tercetak di gamping, setelah melakukan pemindaian menggunakan mikroskop elektron dan X-Ray pada fosil Sinornithosaurus milenii dan Microraptor gui. Puncaknya, pada tahun 2011, fosil ekor dinosaurus yang memiliki bulu,  yang membatu sempurna dalam batu ratna cempaka (amber), ditemukan di Formasi Alberta, Kanada oleh tim dari University of Alberta. Dalam batu ratna cempaka tersebut, struktur bulu dinosaurus terlihat mirip dengan bulu Kasuari masa kini, dikenal dengan nama bulu purba (protofeather).

Fosil Microraptor gui yang memiliki bulu, lihat anak panah
(David W. E. Hone et al/Wikimedia Commons)
Kemudian pada tanggal 11 Juni 2015, Gustavo Prado dan kolega dari Universidade de São Paulo, Brazil melakukan analisa dan studi taphonomi pada temuan dinosaurus berbulu yang ditemukan pada tahun sebelumnya. Dari hasil penelitian tersebut, dinyatakan bahwa tidak semua dinosaurus memiliki bulu, hanya beberapa jenis dinosaurus dari ordo Theropoda yang memiliki bulu, sementara lannya memiliki sisik beta-keratin, bulu purba dan filamen keratin. Kemudian dilaporkan dalam jurnal berjudul "New occurrences of fossilized feathers: systematics, taphonomy, and paleoecology of the Santana Formation of the Araripe Basin (Cretaceous), NE, Brazil" yang terbit melalui portal jurnal PeerJ.

Bagan evolusi bulu pada dinosaurus
(Gustavo Prado/Wikimedia Commons)
Dari ulasan dan pemaparan diatas, tentu bisa disimpulkan jika dinosaurus, khususnya theropoda memiliki bulu burung, yang muncul untuk mempermudah terbang melayang, mengatur keseimbangan saat mengejar mangsa, kamuflase untuk menghindari pemangsa besar dan melindungi dari parasit & iklim yang semakin hangat, seperti yang dimiliki oleh Dromaeosauridae, Tyrannosauridae, dan Oviraptorosauria. Sementara dinosaurus lainnya memiliki kulit filamen dan sisik beta-keratin, karena hidup semi akuatik, seperti suku Spinosauridae dan terestrial seperti Sauropoda & Hadrosauridae.


No comments:

Post a Comment

Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.