Semak Venus (
Dionaea muscipula) adalah tanaman karnivora berbunga yang berada di bawah genus
Dionaea dari suku Droseraceae dan ordo
Caryophyllales. Penamaan umum diambil dari dewi cinta dalam Mitologi Romawi Kuno, sementara penamaan ilmiah diambil dari nama dewi Yunani yaitu Dionaea ("putri Dione/Aphrodite"), dan muscipula, yang dalam bahasa Latin berarti "jebakan tikus". Memiliki sinonim antara lain
Dionea,
Dionaea corymbosa,
Dionaea crinita,
Dionaea dentata,
Dionaea heterodoxa,
Dionaea muscicapa,
Dionaea sensitiva,
Dionaea sessiliflora, dan
Dionaea uniflora. Di kawasan Amerika Serikat, Kanada dan Eropa dikenal dengan nama
Venus Flytrap,
Tipitiwitchet dan
Tippity Twitchet.
Semak Venus sudah ada sejak 100.500.000-66.000.000 tahun yang lalu pada masa Cretaceous akhir, menurut catatan fosil. Pertama kali ditemukan oleh Arthur Dobbs, gubernur kolonial Carolina Utara yang menulis surat untuk Peter Collinson, ahli botani Britania Raya pada tanggal 24 Januari 1760, saat menemukan semak misterius dengan bangkai tikus di ujung pangkal batangnya, sempat dianggap tumbuhan aneh yang berbahaya. Kemudian, Semak Venus diteliti oleh John Ellis pada tahun 1770, dideskripsikan sebagai spesies tanaman baru dan dicatat dalam buku berjudul
"Directions for Bringing over Seeds and Plants, from the East Indies and Other Distant Countries, in a State of Vegetation". Diberi sebutan Semak Venus karena cantik namun mematikan bagi yang memasuki daun jebakan di ujung pangkal batangnya, terutama bagi hewan-hewan kecil.
Semak Venus merupakan tumbuhan kecil yang memiliki ukuran batang sekitar 6-10 centimeter, dengan ciri-ciri batang berpembuluh lebar, bunga berukuran diameter 20 milimeter dan ujung batang berupa daun jebakan yang memiliki gerigi di sekitarnya. Memiliki tiga variasi bentuk, yaitu 'typica' dengan batang berada pada sudut 40-60 derajat, 'erecta' dengan batang berada pada sudut lebih dari 45 derajat, 'linearis' dengan batang berada tepat pada sudut 45 derajat dan 'filiformis', dimana batang lurus dengan tanah. Variasi sudut batang ini merupakan bentuk adaptasi arah sinar matahari dan arah datangnya mangsa.
Dalam menjebak mangsa, Semak Venus menggunakan warna cerah dan mencolok pada daun penjebaknya, yang mengeluarkan aroma pemikat yang berasal dari bunga dan pembuluh batangnya. Setelah ada serangga yang mendarat di daun penjebak dan menginjak bulu halus di dalamnya, maka daun langsung menutup dengan kecepatan 100 milidetik hingga 0,04 detik menggunakan gerak nasti. Hal ini diketahui dari pengamatan yang dilakukan oleh Forterre Y dan kolega dari
Université de Provence, Marseille, Perancis, dalam jurnal berjudul
"How the Venus flytrap snaps" yang diterbitkan pada tanggal 27 Januari 2005 melalui portal jurnal
Nature dan PubMed.
Setelah serangga kecil mati terjepit, Semak Venus akan mencerna bangkai mangsa selama 10-12 hari, menggunakan enzim hydrolase, yang dikeluarkan melalui kelenjar dalam batang, yang melakukan sekresi protein di tubuh mangsa, mengubahnya menjadi zat quinones yang mengandung naphthoquinone plumbagin, untuk kemudian diubah menjadi cadangan NADH dalam batang tanaman. Jika mangsa tidak habis dicerna maka akan dibuang dan dibiarkan membusuk untuk menjadi pupuk alami bagi Semak Venus. Dengan persentase mangsa terdiri dari 33% semut, 30% laba-laba, 10% kumbang, 10% belalang dan 5% lainnya adalah serangga terbang.
Semak Venus mengalami penyerbukan setiap musim semi dan musim panas, setelah mencapai usia matang seksual pada usia lima bulan, dengan dibantu oleh burung dan serangga yang mengambil nektar pada bunga Semak Venus. Di perkebunan, Semak Venus juga bisa berkembangbiak dengan penyerbukan buatan dan
fertilisasi in vitro. Mampu mencapai usia 20-30 tahun, dan menyebarkan biji dengan bantuan burung dan mamalia besar, yang melewati Semak Venus.
Semak Venus merupakan hewan endemik di negara bagian Karolina Utara dan Karolina Selatan, Amerika Serikat, dengan luas sebaran mencapai 100 kilometer persegi, dari kawasan Wilmington hingga Green Swamp. Berhabitat di kawasan lahan gambut dan berpasir yang memiliki kadar nitrogen tinggi. Sejak tanggal 10 Juli 2015, National Wildlife Federation menetapkan Semak Venus sebagai tanaman rentan punah (vulnerable), karena tersisa kurang dari 33.000 spesies di alam liar. Menyusul kemudian, pada tanggal 16 Januari 2018, IUCN menetapkan Semak Venus dalam daftar Rentan (Vulnerable) dalam daftar
IUCN Red List 2,3. Untuk melindungi Semak Venus, menetapkan kawasan seluas 121 kilometer persegi sebagai lokasi konservasi Semak Venus, yang dikelola oleh Pemerintah Federal Karolina Utara,
The Nature Conservancy dan Militer Amerika Serikat. Di negara bagian Karolina Utara, dilarang memelihara Semak Venus tanpa perizinan Pemerintah Federal.
Semak Venus memiliki zat degeneratif yang bisa menjadi obat pelumpuh kanker kulit, HIV/AIDS dan penyakit autoimun Crohn di masa depan yang sekarang masih diteliti dan didalami oleh ilmuwan dari
American Cancer Society. Di luar daratan Amerika Serikat, Semak Venus menjadi tanaman hias unik yang sering dipelihara untuk pengendali hama serangga di rumah. Dalam dunia Pokemon, Semak Venus menjadi inspirasi terciptanya Carnivine.
No comments:
Post a Comment
Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.