Friday, March 29, 2019

Apa perbedaan Gajah Asia dengan Gajah Afrika?

Pada tanggal 27 Maret 2019, Walt Disney Pictures merilis film live-action Dumbo di bioskop seluruh Indonesia. Film yang diangkat dari film animasi berjudul sama dan disutradarai oleh Tim Burton ini, berkisah tentang pemilik sirkus, Max Medici yang mempekerjakan seorang mantan bintang, Holt Farrier dan anak-anaknya, Milly dan Joe dalam kelompok sirkusnya yang tengah berjuang, untuk merawat seekor bayi gajah berdaun telinga sangat besar, Dumbo yang sering jadi bahan ejekan. Namun, ketika mereka tahu bahwa Dumbo bisa melakukan hal tak terduga yang kemudian menyemarakan sirkus tersebut.

Foto kolase Gajah
(Akismet/Flickr)
Hewan yang menjadi tokoh Dumbo adalah Gajah, yang merupakan mamalia terbesar di muka Bumi, yang berada di bawah suku Elephantidae dan ordo Proboscidea, yang merupakan ordo mamalia berbelalai, masih berkerabat dekat dengan ordo Sirenia dan  Hyracoidea. Kehadiran gajah sudah ada sejak 60.000.000 tahun lalu di masa Pliosen, yang berevolusi mengembangkan gading dan belalai untuk mempermudah mencari buah & menggali mata air. Di awal masa Kuarter, ada empat genus gajah yang menguasai Bumi yaitu MammuthusPalaeoloxodontinaLoxodontini dan Elephas. Kini hanya tersisa dua jenis gajah yaitu Gajah Asia (Elephas maximus) dan Gajah Afrika (Loxodonta africana), yang sekilas terlihat sama, namun ternyata memiliki perbedaan signifikan. Mari kita bahas dalam artikel ini.

Gajah Asia (Elephas maximus) adalah jenis gajah yang hidup di kawasan Asia, tersebar di Asia Selatan hingga Asia Tenggara, memiliki ciri antara lain kulit lebih halus, jumlah rusuk mencapai 20 buah, telinga lebih kecil & tidak melebihi leher, bentuk punggung cembung atau datar, bentuk perut cenderung lurus atau melengkung di tengah, terdapat lekukan di kepala, pejantan bergading & betina bergading kecil atau tidak bergading sama sekali, bentuk bibir panjang dan meruncing, belalai memiliki satu jari dengan bentuk lebih sedikit garis melingkar dan bertekstur keras, dan kaki depan berkuku lima & kaki belakang berkuku empat. Gajah Asia memiliki ukuran panjang sekitar 5,5–6,5 meter (18–21 kaki) dengan ekor berukuran sekitar 1,2–1,5 meter (3,9–4,9 kaki), tinggi pejantan mencapai 2,75 meter (9 kaki) pada bahu dan berbobot 4.000 kilogram (4,4 ton pendek) sedangkan tinggi betina  mencapai 2,4 meter (7.9 kaki) pada bahu dan berbobot 2.700 kilogram (3 ton pendek). Di Indonesia terdapat subspesies Gajah Asia yaitu Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus).

Gajah Asia jantan di Bandipur National Park, Sri Lanka
(Yathin S Krishnappa/Wikimedia Commons)
Gajah Afrika (Loxodonta africana) adalah jenis gajah yang hidup di kawasan Afrika, tersebar di kawasan sub-sahara seperti di negara  Kenya, Tanzania, Botswana, Zimbabwe, Namibia, dan Angola. Memiliki ciri antara lain kulit lebih banyak kerutan, jumlah rusuk mencapai 21 buah, bentuk telinga lebih besar & melebihi leher, bentuk punggung cekung, bentuk perut agak menurun dari depan ke belakang, tidak memiliki lekukan di kepala, pejantan memiliki gading yang lebih besar dari gading betina, bentuk bibir bawah pendek & melingkar, bentuk belalai memiliki dua jari dengan lebih banyak garis melingkar & bertekstur kurang keras dan kaki depan berkuku lima & kaki belakang berkuku tiga. Memiliki ukuran tinggi mencapai 3,2 meter (10,5 kaki) pada bahu dan berbobot 6.000 kilogram (6,6 ton pendek) untuk pejantan, sementara betina memiliki ukuran tinggi mencapai 2,6 meter (8,5 kaki) pada bahu dan berbobot 3.000 kilogram (3,3 ton pendek). Memiliki subspesies yaitu Gajah Semak Afrika (Loxodonta africana cyclotis).

Gajah Afrika jantan di Kruger National Park, Afrika Selatan
(Bernard DUPONT/Wikimedia Commons)
Kedua spesies gajah ini sama-sama mengalami penyusutan populasi yang pesat akibat perambahan hutan, perburuan liar dan konflik dengan manusia. Pada tahun 2003, diperkirakan populasi sekitar 41.410 hingga 52,345 ekor Gajah Asia di alam liar, dengan tingkat penyusutan populasi mencapai 50% dalam waktu 60-75 tahun. Sementara untuk Gajah Afrika hanya tersisa 17.000 ekor di alam liar, bahkan dalam temuan terbaru di tahun 2018, Gajah Afrika liar berevolusi dengan tidak menumbuhkan gading agar tidak diburu oleh manusia. Mari kita jaga bersama mamalia raksasa yang luar biasa ini.

No comments:

Post a Comment

Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.