Archaeamphora longicervia adalah spesies tanaman karnivora purba dari suku Sarraceniaceae, yang hidup pada 124.600.000 tahun yang lalu di masa awal Cretaceous. Penamaan ilmiahnya berasal dari Yunani yaitu αρχαίος, archaíos ("purba"; dalam Latin: archae-), dan ἀμφορεύς, amphoreus ("kantong"). Sementara nama belakangnya diambil dari bahasa Latin yaitu longus ("panjang") dan cervicarius ("berleher")
Spesimen fosil Archaeamphora pertama kali ditemukan Hongqi Li dan kolega dari Frostburg State University, Amerika Serikat pada tahun 2005 di Formasi Jianshangou, Beipiao, barat Liaoning, Tiongkok. Spesimen berupa fosil daun yang membatu di dalam batuan gamping tersebut, diberi kode CBO0220 dan CBO0754, kemudian diidentifikasi sebagai spesies tanaman karnivora purba terbaru sekaligus tertua yang pernah ditemukan pada tahun 2013. Temuan ini dilaporkan dalam jurnal berjudul "Early Cretaceous sarraceniacean-like pitcher plants from China" yang terbit melalui portal jurnal Acta Botanica Gallica pada tanggal 27 April 2013.
Li (2005), memperkirakan Archaeamphora longicervia memiliki ukuran tinggi sekitar 50 milimeter (20 inchi), dengan ranting sepanjang 21 milimeter (0,83 inchi) dan tebal sekitar 1.2 mm (0,047 inchi). Memiliki daun penjebak sepanjang 30-40 milimeter (1,2-1,6 inchi), berwujud kantong tanpa daun penutup dengan ujung melengkung. Melalui metode analisa sinar ultraviolet, Archaeamphora diduga memiliki warna hijau kekuningan dan biru kehijauan. Diduga memiliki teknik menjebak mangsa seperti Heliamphora exappendiculata, karena ditemukan kelenjar pencernaan berukuran diameter sekitar 4 micrometer.
Dalam analisa melalui X-Ray juga, ditemukan biji Archaeamphora longicervia yang berbentuk lonjong dan berwarna coklat kehitaman dengan ukuran diameter sekitar 0,9-1,25 milimeter (0,035-0,049 inchi). Namun, Heřmanová & Kvaček (2010) bahwa temuan biji Archaeamphora diduga adalah telur serangga yang bersarang di tanaman karnivora tersebut. Kemudian hipotesis ilmiah Wong et al. (2015) menguatkan pernyataan tersebut.
Secara kekerabatan, Li (2005) menduga bahwa Archaeamphora adalah leluhur tanaman karnivora berkantung yang berada di bawah suku Sarraceniaceae, dimana proses persebarannya diduga dilakukan oleh dinosaurus dan hewan purba yang berasal dari Eurasia (Tiongkok sekarang) yang bermigrasi ke daratan Laramidia dan Appalachia (Amerika Utara sekarang), melalui Beringia (Selat Bering sekarang).
Spesimen fosil Archaeamphora pertama kali ditemukan Hongqi Li dan kolega dari Frostburg State University, Amerika Serikat pada tahun 2005 di Formasi Jianshangou, Beipiao, barat Liaoning, Tiongkok. Spesimen berupa fosil daun yang membatu di dalam batuan gamping tersebut, diberi kode CBO0220 dan CBO0754, kemudian diidentifikasi sebagai spesies tanaman karnivora purba terbaru sekaligus tertua yang pernah ditemukan pada tahun 2013. Temuan ini dilaporkan dalam jurnal berjudul "Early Cretaceous sarraceniacean-like pitcher plants from China" yang terbit melalui portal jurnal Acta Botanica Gallica pada tanggal 27 April 2013.
Li (2005), memperkirakan Archaeamphora longicervia memiliki ukuran tinggi sekitar 50 milimeter (20 inchi), dengan ranting sepanjang 21 milimeter (0,83 inchi) dan tebal sekitar 1.2 mm (0,047 inchi). Memiliki daun penjebak sepanjang 30-40 milimeter (1,2-1,6 inchi), berwujud kantong tanpa daun penutup dengan ujung melengkung. Melalui metode analisa sinar ultraviolet, Archaeamphora diduga memiliki warna hijau kekuningan dan biru kehijauan. Diduga memiliki teknik menjebak mangsa seperti Heliamphora exappendiculata, karena ditemukan kelenjar pencernaan berukuran diameter sekitar 4 micrometer.
Ilustrasi Archaeamphora longicervia (LadyofHats/Wikimedia Commons) |
Secara kekerabatan, Li (2005) menduga bahwa Archaeamphora adalah leluhur tanaman karnivora berkantung yang berada di bawah suku Sarraceniaceae, dimana proses persebarannya diduga dilakukan oleh dinosaurus dan hewan purba yang berasal dari Eurasia (Tiongkok sekarang) yang bermigrasi ke daratan Laramidia dan Appalachia (Amerika Utara sekarang), melalui Beringia (Selat Bering sekarang).
No comments:
Post a Comment
Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.