Dsungaripterus weii adalah spesies reptil terbang purba yang berada dibawah genus Dsungaripterus, merupakan anggota suku Dsungaripteridae, yang hidup sekitar 146.000.000-100.000.000 tahun yang lalu pada masa awal Cretaceous. Penamaan ilmiahnya berasal dari lokasi ditemukannya, dengan tambahan kata dalam bahasa Yunani kuno yaitu pteron, "sayap" dan untuk menghormati C.M. Wei, penemu pertama fosil dari Paleontological Division, Institute of Science, Bureau of Petroleum of Xinjiang, Tiongkok.
Ilustrasi Dsungaripterus weii (atas) dan Noripterus parvus (bawah) (Apokryltaros/Wikimedia Commons) |
Spesimen fosil Dsungaripterus pertama kali ditemukan pada tahun 1964 oleh C.M. Wei, ahli paleontologi dari Paleontological Division, Institute of Science, Bureau of Petroleum of Xinjiang, Tiongkok, saat mencari minyak bumi di Junggar Basin, Xinjiang, Tiongkok, berupa potongan tengkorak dan rangka, yang diberi kode IVPP V-2776. Kemudian diidentifikasi sebagai spesies baru oleh Yang Zhongjian, bapak paleontologi Tiongkok, pada tahun yang sama. Menyusul kemudian pada tahun 1973, spesimen tambahan semakin banyak ditemukan dari titik penggalian yang sama termasuk fosil tengkorak yang hampir lengkap, diberi kode IVPP V4064.
Spesimen fosil berkode IVPP V-2776 (BleachedRice/Wikimedia Commons) |
Dsungaripterus memiliki rentang sayap sekitar 300-350 centimeter (9,8-11,5 kaki), menurut prakiraan dari Mark Witton dalam buku berjudul Pterosaurs: Natural History, Evolution, Anatomy yang terbit pada tanggal 23 Juni 2013. Memiliki tengkorak berukuran panjang sekitar 40-50 centimeter dengan paruh melengkung dan jengger mahkota yang besar, berdasarkan prakiraan Douglas Palmer (1999).
Rekonstruksi skeletal Dsungaripterus weii (Jaime A. Headden/Wikimedia Commons) |
Dalam buku berjudul The Marshall Illustrated Encyclopedia of Dinosaurs and Prehistoric Animals (2002), diduga kegunaan paruh melengkung dengan deretan gigi kerucut berguna untuk mencongkel cangkang kerang dan moluska purba, yang merupakan makanan utama Dsungaripterus dan reptil terbang purba yang berada di bawah suku Dsungaripteridae. Sementara kegunaan jengger mahkota besar yang ada di atas kepala Dsungaripterus berguna untuk menarik perhatian lawan jenis saat musim kawin.
Spesimen fosil berkode IVPP V4064 (BleachedRice/Wikimedia Commons) |
Dalam kajian kekerabatan yang dilakukan oleh Andres and Myers pada tanggal 23 September 2013, dalam jurnal berjudul "Lone Star Pterosaurs" yang terbit melalui portal jurnal Earth and Environmental Science Transactions of the Royal Society of Edinburgh edisi pertama, Dsungaripterus termasuk dalam golongan Neoazhdarchia, yang merupakan leluhur Azhdarchidae, pterosaurus raksasa yang menguasai langit pada akhir masa Cretaceous.
Tiongkok bukan hanya menyimpan fosil dinosaurus yang beragam bentuk dan rupa melainkan juga reptil purba yang juga memiliki beragam rupa dan bentuk, bahkan merupakan leluhur dan kerabat tua dari reptil purba yang ada di Amerika Utara.
No comments:
Post a Comment
Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.