Selama ini, kita mengetahui jika tanaman merupakan organisme autotrof yang memproduksi energi sendiri menggunakan teknik fotosintesis dengan menyerap sinar matahari, air dan karbondioksida, Namun ada beberapa spesies tanaman yang memangsa hewan, tentu memangsa secara pasif, bukan secara aktif layaknya hewan pemangsa. Tentu kita bertanya, mengapa ada tumbuhan yang berevolusi menjadi karnivora? Berikut penjelasannya
Dalam jurnal berjudul "Genome of the pitcher plant Cephalotus reveals genetic changes associated with carnivory" karya Professor Julio Rozas bersama timnya dari Faculty of Biology and IRBio, Universitat de Barcelona, Spanyol dengan menggunakan metode analisis genetika spesimen tumbuhan Kendi Albania (Cephalotus follicularis) dan Bladderwort (Utricularia gibba) yang memiliki 30.000 gen dengan kapasitas 1,6 Gigabit, pada 6 Februari 2017. Penelitian ini melibatkan perangkat lunak BadiRate, dan diterbitkan melalui portal jurnal Nature.
Diketahui bahwa, tanaman karnivora juga melakukan fotosintesis pada umumnya, namun memangsa hewan kecil seperti serangga, reptil kecil dan mamalia kecil untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang tidak didapat dari unsur hara tanah, karena karakteristik tanah berupa tanah gambut dan tanah tandus, bahkan perairan yang minim unsur hara. Serta didukung kondisi lingkungan yang ekstrim, baik secara suhu, kelembaban dan sinar matahari. Proses adaptasi ini menghasilkan Evolusi Paralel, dimana menghasilkan tanaman yang tidak meninggalkan sifat aslinya dan melakukan modifikasi molekuler pada organ tanamannya agar bisa menangkap serta mencerna sari tubuh mangsa, menggunakan asam amino dan enzim phosphatase.
Diduga, evolusi paralel tumbuhan karnivora ini dimulai sejak masa Cretaceous, dimana kondisi Bumi berangsur mulai menghangat dan lempeng Bumi bergerak membentuk benua modern, yang juga membuat tanah berubah, secara bentuk hingga unsur hara didalamnya. Agar tidak punah, tumbuhan ini kemudian berevolusi menjadi tanaman karnivora, tanpa perlu meninggalkan sifat aslinya dan tetap melakukan fotosintensis. Kebanyakan serangga yang menjadi mangsa pilihan tanaman karnivora, karena dalam tubuh serangga kaya akan unsur hara yang dibutuhkan seperti nitrogen dan urea. Keberadaan tanaman karnivora juga berperan dalam mengendalikan populasi serangga di alam liar.
Sejak ditemukan oleh Charles Darwin pada tahun 1875 saat melakukan penjelajahan menggunakan HMS Beagle, tanaman karnivora menjadi salah satu jenis makhluk hidup unik yang merupakan contoh adaptasi dan evolusi tanaman, dimana alam selalu menemukan jalannya untuk menghadapi perubahan yang ada, seperti perkataan Doctor Ian Malcolm dalam film Jurassic Park yaitu, "Life finds a way!". Semoga artikel ini menjelaskan pertanyaan mendasar yang ada di benak pembaca selama ini.
Kendi Albania (Cephalotus follicularis) (Holger Hennern/Wikimedia Commons) |
Diduga, evolusi paralel tumbuhan karnivora ini dimulai sejak masa Cretaceous, dimana kondisi Bumi berangsur mulai menghangat dan lempeng Bumi bergerak membentuk benua modern, yang juga membuat tanah berubah, secara bentuk hingga unsur hara didalamnya. Agar tidak punah, tumbuhan ini kemudian berevolusi menjadi tanaman karnivora, tanpa perlu meninggalkan sifat aslinya dan tetap melakukan fotosintensis. Kebanyakan serangga yang menjadi mangsa pilihan tanaman karnivora, karena dalam tubuh serangga kaya akan unsur hara yang dibutuhkan seperti nitrogen dan urea. Keberadaan tanaman karnivora juga berperan dalam mengendalikan populasi serangga di alam liar.
Sejak ditemukan oleh Charles Darwin pada tahun 1875 saat melakukan penjelajahan menggunakan HMS Beagle, tanaman karnivora menjadi salah satu jenis makhluk hidup unik yang merupakan contoh adaptasi dan evolusi tanaman, dimana alam selalu menemukan jalannya untuk menghadapi perubahan yang ada, seperti perkataan Doctor Ian Malcolm dalam film Jurassic Park yaitu, "Life finds a way!". Semoga artikel ini menjelaskan pertanyaan mendasar yang ada di benak pembaca selama ini.
No comments:
Post a Comment
Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.