Zhejiangopterus linhaiensis adalah spesies reptil terbang purba raksasa di bawah genus Zhejiangopterus dan merupakan anggota suku Azhdarchidae, yang hidup sekitar 81.500.000 tahun yang lalu pada era Campanian pada masa Cretaceous akhir. Penamaan ilmiahnya berasal dari lokasi pertama penemuan fosilnya.
Ilustrasi Zhejiangopterus linhaiensis (John.Conway/Wikimedia Commons) |
Spesimen fosil Zhejiangopterus pertama kali ditemukan oleh Xu Chengfa, penambang batu kapur desa Aolicun, Linhai, Zhejiang, Tiongkok, pada tahun 1986. Temuan ini kemudian diberitahu melalui surat menyurat ke Ming Hua, direktur Zhejiang Museum of Natural History, Hangzhou, Tiongkok, yang kemudian mengirim tim ekspedisi yang dipimpin oleh Wu Weitang, yang melakukan penggalian lanjutan. Menyusul kemudian, tim ekspedisi yang dipimpin oleh Xu Xing berhasil menemukan tiga spesimen pterosaurus raksasa pada tahun 1988. Hingga pada tahun 1990, sudah ditemukan enam spesimen di Formasi Tangshang, yang terdiri dari fosil tengkorak anakan (ZMNH M1330), tengkorak & separuh rangka (ZMNH M1325), fosil tengkorak hampir lengkap (ZMNH M1328) dan serpihan fosil rangka (ZMNH M1329). Kemudian diidentifikasi sebagai spesies pterosaurus terbaru pada tahun 1994, oleh Cai Zhengquan dan Wei Feng, ahli paleontologi Tiongkok.
Dalam jurnal berjudul "On a new pterosaur (Zhejiangopterus linhaiensis gen. et sp. nov.) from Upper Cretaceous in Linhai, Zhejiang, China", Cai Zhengquan dan Wei Feng memprakirakan Zhejiangopterus memiliki panjang sayap mencapai 5 meter (16,4 kaki), yang kemudian prakiraaan ini dikoreksi oleh Mark Witton dalam blog-nya pada tahun 2015, dengan prakiraan ukuran sayap Zhejiangopterus mencapai 3,5 meter (11,5 kaki) dan berbobot 7,9 kilogram (17 pon). Diperkirakan, ukuran Zhejiangopterus menurut spesimen fosil ini masih anakan, dan belum mencapai ukuran maksimalnya.
Rekonstruksi skeletal Zhejiangopterus linhaiensis (Mark Witton/Wikimedia Commons) |
Zhejiangopterus memiliki ciri khas seperti pterosaurus raksasa lainnya, yaitu paruh panjang dan lebar, dengan sayap besar, diduga pterosaurus raksasa ini lepas landas dari tebing dan melayang sejenak sebelum akhirnya mengepak, selayaknya Burung Kondor Andes masa kini, yang memiliki rentang sayap mencapai 3 meter. Dalam hal perilaku, diduga pterosaurus raksasa ini memakan dinosaurus kecil, reptil purba kecil, dan mamalia purba. Selain itu, juga memakan bangkai dinosaurus raksasa, seperti Burung Kondor Andes.
Awalnya, Zhejiangopterus dianggap berkerabat dekat dengan Pteranodon dan Nyctosaurus, dalam suku Nyctosauridae, karena kurangnya data spesimen saat itu. Kemudian pada 17 Juli 1996, dalam jurnal berjudul "On Zhejiangopterus and the relationships of pterodactyloid pterosaurs" karya David M. Unwin dan Lu Junchang, menempatkan Zhejiangopterus ke dalam suku Azhdarchidae, bersama Quetzalcoatlus, Hatzegopteryx dan Arambourgiania. Diduga merupakan pterosaurus yang migrasi kembali dari Amerika Selatan ke Eurasia pada masa akhir Cretaceous.
No comments:
Post a Comment
Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.