Setelah kepunahan dinosaurus dan reptil purba pada 65.000.000 tahun yang lalu, mamalia yang sudah ada sejak masa Jurassic kemudian mengambil alih relung ekologi yang kosong ditinggal oleh dinosaurus dan reptil purba. Masa ketika mamalia berkuasa kemudian dikenal sebagai masa Kenozoikum atau Tersier. yang berlangsung sejak 66.000.000 tahun yang lalu hingga. Pada masa ini, mamalia berevolusi dengan pesat di berbagai ekosistem, termasuk di lautan. Mamalia laut seperti Paus, berevolusi dari Pakicetus inachus, mamalia semi-akuatik yang hidup sekitar 52.000.000-48.000.000 tahun yang lalu di kawasan yang kini kita kenal sebagai Pakistan. Ukuran dari Pakicetus hanya memiliki panjang sekitar 1-2 meter, namun di masa modern, keturunannya yaitu Paus Biru (Balaenoptera musculus) mampu tumbuh hingga sepanjang 33 meter, menjadikannya hewan terbesar di dunia. Mengapa Paus bisa menjadi raksasa lautan? Simak ulasan berikut ini.
Paus Sikat Selatan (Eubalaena australis) (Michaƫl CATANZARITI/Wikimedia Commons) |
Ada tiga faktor yang menentukan ukuran makhluk hidup di habitatnya, yaitu Ketersediaan Pangan, Keamanan Ekosistem dan Kemudahan Bertahan Hidup, beradasarkan keilmuan Allometrik. Yang pertama kita bahas adalah Ketersediaan Pangan yang melimpah bagi Paus di lautan, setelah reptil laut purba bersama dinosaurus. Bentuk pangan bagi Paus seperti ikan, krill dan krustasea yang memiliki jumlah sangat besar dan memiliki kecepatan reproduksi yang sangat cepat sehingga membuat Paus selama 50.000.0000 tahun meningkatkan kapasitas kalori dan massa tubuh agar mampu memanfaatkan ketersediaan pangan yang melimpah ini. Berbeda dengan di darat, dimana sumber makanan lebih terbatas dan kurang cepat dalam reproduksi.
Sementara dalam hal Keamanan Ekosistem, Paus tidak memiliki predator yang setara dan berukuran signifikan di lautan, sehingga mampu tumbuh besar tanpa hambatan berarti, Di masa Miosen, Paus memang sempat menjadi mangsa empuk bagi Hiu Megalodon (Charcharodon megalodon), sehingga kepunahan hiu raksasa tersebut juga memberi efek signifikan bagi ukuran Paus, Sejauh ini di lautan modern, hanya Paus Orca (Orcinus orca) yang menjadi predator utama bagi Paus Balin berukuran raksasa. Sementara hambatan bawah laut seperti tekanan air dan halangan dasar laut, sudah Paus atasi dengan sonar alami dan letak hidung diatas kepala.
Faktor yang terakhir ialah Kemudahan Bertahan Hidup, yang memang relatif mudah bagi Paus di lautan dan muara sungai, karena Paus, Pesut dan Lumba-lumba hidup dalam kelompok besar dengan jumlah sekitar 20-40 ekor dalam kawanan. Tentu hal ini membuat ikan predator seperti Hiu Putih Besar (Charcharodon charias) dan Buaya Muara (Crocodylus porosus) akan sulit menyerang dan membunuh seekor Paus. Sedangkan Paus Orca (Orcinus Orca) memburu Paus Balin secara berkelompok juga dan menggunakan kerjasama tim layaknya serigala di lautan Ditambah kehadiran sonar alami yang bisa digunakan untuk menghalau predator. Sementara bagi Paus Bergigi seperti Lumba-lumba, Pesut, Beluga dan Paus Berparuh menggunakan manuver dui air untuk menghindari mangsa. Beberapa jenis Paus juga mengembangkan organ untuk beladiri seperti Paus Narwhal (Monodon monoceros) memiliki taring yang memanjang layaknya pedang untuk menghalau mangsa berupa Singa Laut dan Berunag Kutub.
Ironisnya, kehadiran manusia dan peradabannya di masa Holosen, yang menjadi penyebab populasi Paus menurun drastis akibat perburuan liar untuk diambil lemak dan minyaknya, ekploitasi lautan yang berlebihan membuat banyak Paus terdampar akibat sonar buatan manusia dan pencemaran limbah pada lautan modern seperti sampah plastik, tumpahan minyak bumi & kontaminasi limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya). Sudah selayaknya sebagai manusia yang menjadi spesies dominan di masa Kenozoikum untuk turut menjaga raksasa laut ini, demi keseimbangan ekosistem biosfer.
No comments:
Post a Comment
Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.