Saturday, August 17, 2019

Geologi dan Keanekaragaman Hayati Indonesia

Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam dengan bentang alam yang indah  dan memukau. Tentu hal ini tidak bisa dilepaskan dari proses pembentukan pula-pulau di Indonesia selama jutaan tahun. Dimulai dari Kepulauan Maluku yang muncul duluan pada 200.000.000 tahun lalu sebagai dasar laut dangkal, yang terangkat menjadi daratan pada 66.000.000 tahun lalu. Menyusul kemudian, Kalimantan dan Papua yang menjadi bagian dari megabenua yaitu Eurasia dan Gondwana pada 150.000.000 tahun yang lalu. Lalu, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi yang muncul sekitar 3.000.000-2.000.000 tahun lalu di Zaman Es, akibat tumbukan antara lempeng Indo-Australia, Eurasia, Filipina dan Pasifik, sehingga membentuk busur vulkanik, menyebabkan banyak gunung api aktif di Indonesia dan beberapa meletus besar, seperti Gunung Samalas 1258, Gunung Tambora 1815 dan Gunung Krakatau 1883. Posisi Indonesia yang dikelilingi oleh empat lempeng besar dunia menyebabkan rawan gempa dan tsunami, seperti Gempa Aceh 2004, Gempa Pangandaran 2007 dan Gempa Palu 2018.

Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia
(Wikimedia Commons)
Walau menjadi kawasan rawan bencana di Asia Tenggara, namun Indonesia diberi kelimpahan tanah yang subur dan iklim yang hangat dengan sinar matahari sepanjang tahun, sehingga menciptakan keanekaragaman hayati yang kaya, unik dan melimpah. Letak Indonesia yang berada diantara benua Asia dan Australia, & diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, membuatnya menjadi surga bagi hewan Australasia untuk migrasi dan menetap di Indonesia, melalui Paparan Sunda dan Paparan Sahul. Di bagian barat Indonesia, tercatat ada 381 spesies mamalia (173 spesies endemik), 771 spesies burung, (146 spesies endemik), 449 spesies reptil dan amfibi dari 125 genera (248 spesies dan 24 genera endemik), 1000 spesies ikan (164 spesies endemik di Kalimantan & 24 spesies endemik di Sumatra). Sementara di bagian timur Indonesia, terdapat 223 spesies mamalia (126 spesies endemik), 650 spesies burung (265 spesies endemik), 222 spesies reptil dan amfibi (99 spesies endemik), 310 spesies ikan (75 spesies endemik) dan 82 spesies invertebrata (44 spesies endemik).

Komodo (Varanus komodoensis), maskot satwa nasional
(Markofjohnson/Wikimedia Commons)
Keberagaman eksositem di Indonesia, dari hutan bakau, hujan hutan tropis, padang sabana.stepa, hutan pegunungan dan salju abadi, membuatnya memiliki banyak spesies flora yang beragam, unik dan khas. Di bagian barat Indonesia, tercatat ada 25.000 spesies tumbuhan, dimana ada 15.000 tanaman endemik, dengan 2000 spesies Anggrek di Kalimantan dan 270 spesies Anggrek di Jawa. Terdapat 117 genera tanaman endemik di wilayah Paparan Sunda, 59 spesies bisa ditemukan di Kalimantan dan 17 genera tanaman endemik di Sumatra. Sementara di bagian tengah Indonesia, terdapat 10.000 spesies tanaman, dimana ada 1200 spesies dari 12 genera tanaman endemik. Kepulauan Maluku memiliki 300 tanaman endemik, dan Kepulauan Sunda Kecil memiliki 110 tanaman endemik. Lalu, di bagian timur Indonesia, tercatat ada 20.000-25.000 spesies tanaman, dimana ada 60%-80% merupakan spesies endemik.

Bunga bangkai (Amorphophallus titanum)
(Shubert Ciencia/Wikimedia Commons)
Namun keanekaragaman hayati yang kaya di Indonesia, mulai dimanfaatkan secara berlebihan dan tergerus oleh arus industrialisasi, tercatat hingga kini, 2.000.000 hektar hutan hujan tropis hilang setiap tahun akibat pembukaan lahan, alih fungsi lahan, penebangan liar dan pembakaran hutan, hingga ada 174 spesies tanaman yang terancam punah. Pada tahun 2003, ada 147 spesies mamalia, 114 spesies burung, 91 spesies ikan, 25 spesies primata dan 2 spesies invertebrata terancam punah, akibat perburuan liar, pencemaran limbah dan perdagangan satwa illegal. Untuk melindungi flora-fauna khas Indonesia, Pemerintah membentuk 50 buah taman nasional, dimana ada enam taman nasional yang berstatus Situs Warisan Dunia UNESCO dan tiga lahan gambut yang dilindungi oleh Konvensi Ramsar.

Orangutan (Pongo pygmaeus), primata besar di Indonesia yang terancam punah
(Dave59/Wikimedia Commons)
Tanpa ada kerjasama dan sinergi antara Pemerintah Indonesia dengan masyarakat tentu kesadaran akan bencana dan konservasi alam tidak akan berjalan mulus. Untuk itu mari kita jaga dan lestarikan flora-fauna khas Indonesia, dan rawat serta pelihara lingkungan hidup di Indonesia agar anak-cucu kita kelak bisa tetap menikmati alam dan mengamati flora-fauna khas Indonesia. 

No comments:

Post a Comment

Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.