Wednesday, August 14, 2019

Komodo, maskot satwa Indonesia

Biawak Komodo (Varanus komodoensis) adalah nama ilmiah dari kadal raksasa ini, yang merupakan anggota terbesar genus Varanus dan suku Varanidae. dibawah ordo Squamata. Di luar negeri dikenal dengan sebutan Komodo dragon dan Komodo monitor. Oleh penduduk Flores, Komodo mendapat julukan Ora.

Komodo di Cincinnati Zoo, Amerika Serikat
(Mark Dumont/Wikimedia Commons)
Komodo pertama kali dilihat oleh pelaut Eropa yang sedang melintasi perairan Flores dan dilaporkan kepada Letnan Steyn van Hensbroek, perwira Hindia Belanda pada tahun 1910. Lalu pada tahun 1926, Douglas W. Burden dan tim melakukan ekspedisi pertama ke Pulau Komodo, dan membawa pulang dua belas ekor spesimen mati dan dua ekor spesimen hidup, yang kemudian dipamerkan di London pada tahun 1927. Temuan yang menghebohkan dunia ini menjadi inspirasi film King Kong pada tahun 1933.

Sekelompok orang Belanda sedang memegang Komodo, 1913
(Tropenmuseum/Wikimedia Commons)
Komodo mampu mencapai panjang 200-229 centimeter dan berbobot 79-91 kilogram. Sementara itu Guinness Book of Record mencatat Komodo terbesar mencapai panjang 259 centimeter & berbobot 73 kilogram. Spesimen liar Komodo terbesar yang diverifikasi yang memiliki panjang 313 centimeter dan berbobot 166 kilogram. Merupakan spesies kadal terbesar di muka Bumi pada masa modern. Komodo mengalami Gigantisme Pulau karena tidak memiliki pemangsa potensial di Pulau Komodo. Dalam catatan fosil, Komodo diketahui memangsa Gajah Kerdil (Stegodon floresiensis) dan Homo floresiensis. Seiring kepunahan megafauna dan hominid kerdil, Komodo perlahan mengisi relung ekosistem dan menjadi pemangsa puncak di Pulau Komodo.

Komodo sedang berjemur di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta
(WolfmanSF/Wikimedia Commons)
Tengkorak Komodo memiliki panjang 22 centimeter yang berisi 60 buah gigi taring bergerigi sepanjang 250 milimeter. Sama seperti gigi Buaya dan Hiu, gigi Komodo juga bisa tumbuh kembali dalam tempo 24 jam setelah Komodo membunuh mangsanya. Selain dipersenjatai dengan deretan gigi taring, Komodo juga memiliki sekumpulan bakteri pembusuk dengan presentase 28 bakteri gram-negatif dan 29 bakteri gram-positif. Bakteri pembusuk tersebut bertugas membuat infeksi pada luka gigitan, yang hanya membutuhkan waktu 15–20 menit untuk membunuh mangsa. Komodo merupakan anggota Varanidae yang memiliki jumlah bakteri septik terbanyak di kalenjar ludahnya. Bakteri tersebut tinggal didalam dua buah kantong ludah dibawah rahangnya.

Replika tulang tengkorak Komodo
(Danadi Sutjianto/Wikimedia Commons)
Karena memiliki gigitan septik, imunitas Komodo mengalami adaptasi agar bakteri pembusuk tersebut tidak membunuh sang Naga. Menurut riset Chung et al pada 11 April 2017, plasma darah dan sel darah putih Komodo memiliki sifat anti-bakterial yang bekerja layaknya bakteriophage, yang dinamakan DRGN-1, yang kemudian di-ekstrak untuk menciptakan serum VK25 untuk mengobati Kekebalan Antibiotik. Serum VK25 ini belum diproduksi massal secara resmi, karena masih tahap uji klinis.

Dalam mengendus mangsa, Komodo menggunakan Organ Jakobson di lidahnya yang bisa mencium aroma darah dalam jarak kisaran 4–9,5 kilometer. Jika mencium aroma darah, Komodo akan menjadi agresif dan terpancing untuk menyerang. Sehingga bagi yang berencana ke Pulau Komodo, jangan sedang dalam masa menstruasi bagi wanita dan diwajibkan menutup luka dengan plester sebelum treking untuk mengamati Komodo di alam liar. Selain didukung dengan Organ Jakobson, Komodo memiliki pandangan binokuler yang mampu memandang sejauh 300 meter dan telinga yang mampu mendengar dengan frekuensi 400–2.000 Hertz. Selain itu, Komodo mampu berenang hingga kedalaman 450 centimeter dan sejauh 10 kilometer. Tidak berisik dan tidak bergerak tiba-tiba saat treking, tidak akan membuat Komodo menjadi panik dan menyerang pengunjung.

Komodo sedang memburu Rusa Timor
(Achmad Ariefiandy/Wikimedia Commons)
Komodo berburu dengan cara menyergap mangsa, berupa Rusa Timor (Cervus timorensis), Celeng/Babi Hutan (Sus sucrofa), kadal kecil, burung dan anakan Komodo lainnya. Sesekali mengejar mangsa yang kabur, Komodo mampu berlari hingga kecepatan 20 kilometer per jam. Dalam sekali makan, Komodo bisa melahap 56 kilogram daging, dan dengan metabolisme rendah, Komodo hanya perlu memakan 12 ekor mangsa dalam setahun. Untuk mencerna daging mangsa, Komodo berjemur di bawah mentari sejak jam 09.00-12.00.

Pada bulan Mei hingga Agustus, Komodo memasuki musim kawin, dimana para pejantan akan saling bertarung dengan berdiri sambil bertumpu pada ekor tebalnya. Pejantan yang menang akan mengawini betina, yang menghasilkan 20 telur pada bulan September, setelah menggali sarang sedalam 2 meter menggunakan cakarnya yang tajam. Sarang tersebut akan dijaga oleh induk Komodo selama 7–8 bulan, jenis kelamin anakan ditentukan oleh suhu area, hanya 2–3 telur yang menetas dan hanya seekor anakan yang bisa tumbuh dewasa. Setelah anakan menetas, hanya memiliki ukuran 46,5 centimeter dengan bobot 105,1 gram, sehingga harus memanjat pohon dan memakan serangga untuk menghindari kanibalisme, hingga matang seksual pada usia 8-9 tahun. Komodo mampu mencapai usia maksimal hingga 30 tahun.

Sepasang Komodo sedang kawin
(Spencer Weart/Wikimedia Commons)
Uniknya, Komodo betina memiliki sperma cadangan di indung telurnya yang bisa digunakan saat musim kawin tidak ada pejantan. Dengan teknik Parthenogenesis yang merupakan warisan Megalania prisca, nenek moyangnya, Komodo mampu selamat dan melanjutkan keturunan saat terdampar di Flores pada 1.000.000 tahun lalu di akhir masa Pleistosen. Komodo berpisah dalam garis evolusi dengan Goanna Pohon (Varanus varius) dan Biawak Papua (Varanus salvadorii) pada 4.000.000 tahun lalu dan bermigrasi ke Flores melalui Paparan Sahul. 

Dalam sensus yang dilakukan oleh BKSDA, populasi Komodo terdapat 3.222 ekor (2013), 3.092 ekor (2014) dan 3.014 ekor (2015), tersebar di Pulau Komodo, Pulau Rinca, Nusa Kode dan Gili Motang. Sementara di Pulau Padar, populasi Komodo tidak ditemukan sejak tahun 1975, dikarenakan tidak adanya mangsa di pulau tersebut. Komodo masuk dalam daftar Rawan Punah (Vulnerable) rilisan IUCN Red List 2.3, karena memiliki total populasi dibawah 5000 ekor. Untuk menambah populasi sang Naga ini, Komodo ditangkarkan diluar habitat asli melalui kerjasama dengan sejumlah Kebun Binatang didalam dan luar negeri sejak tahun 1915. Hingga pada bulan Mei 2009, terdapat 13 ekor Komodo di Eropa, 2 ekor Komodo di Afrika, 35 ekor Komodo di Amerika Utara, 1 ekor Komodo di Singapura dan 2 ekor Komodo di Australia. Keberadaan Komodo di Kebun Binatang luar negeri juga digunakan untuk penelitian medis dan biologi.

Komodo bersama pawang di Prague Zoo, Praha, Ceko
(Dan Koehl/Wikimedia Commons)
Pada tahun 1980, Pulau Komodo, Padar, Rinca, Gili Motang, Gili Dasami dan Nusa Kode ditetapkan sebagai Taman Nasional Pulau Komodo. Kemudian pada tahun 1991, UNESCO menetapkan Taman Nasional Komodo sebagai Situs Warisan Dunia dan Cagar Biosfer Dunia. Taman Nasional Komodo yang memiliki luas 1.871 km² ini dihuni 4.251 jiwa yang terbagi dalam empat kampung dibawah administrasi Kabupaten Manggarai Barat. Komodo cenderung takut kepada manusia dan menjauhi pemukiman dalam radius 100 meter. Namun dalam catatan Balai Taman Nasional Komodo terdapat kasus 24 serangan Komodo antara tahun 1974–2012, dimana terdapat 5 serangan mematikan. Terakhir kali Komodo menyerang turis asal Singapura berusia 50 tahun, bernama Lon Lee Alle, yang mengakibatkan terluka parah, namun tetap selamat karena mendapatkan penanganan medis cepat.

Peta penyebaran Komodo (Varanus komodoensis)
(Tommyknocker/Wikimedia Commons)
Setiap tanggal 14 Agustus, diperingati sebagai Hari Kadal Sedunia, yang dirayakan oleh para pecinta kadal dan ahli herpetologis seluruh dunia, agar masyarakat melestarikan dan menjaga spesies kadal yang dilindungi untuk keseimbangan ekosistem. Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Timur dan Kementerian Lingkungan Hidup-Kehutanan memiliki wacana untuk menutup Taman Nasional Pulau Komodo selama setahun, untuk memberikan waktu bagi ekosistem untuk pulih dan membersihkan sampah sisa pariwisata. Namun wacana ini masih dalam tahap kajian oleh Pemerintah Pusat.



No comments:

Post a Comment

Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.