Saturday, September 7, 2019

Benarkah Hiu Megalodon belum punah?

Bagi pecinta teori konspirasi dan penggemar cryptozoologi banyak yang mempercayai keberadaan Hiu Megalodon dan disampaikan dalam forum di sosial media. Ditambah klaim berupa video dan foto yang dianggap sebagai pembenaran akan keberadaan yang sudah lama punah menjelang masa Pleistosen. Artikel ini dibuat untuk menjawab pertanyaan dan menguraikan penjelasan mengenai pertanyaan, "Benarkah Hiu Megalodon belum punah?". Simak pemaparannya berikut ini.

Patung rekonstruksri Carcharocles megalodon di Museo de la Evolución de Puebla, Meksiko
(Sergiodlarosa/Wikimedia Commons)
Menurut C. Pamiento dan kolega (2016), Hiu Megalodon merupakan ikan mesopelagik yang hidup di kedalaman 200-1000 meter dan tersebar di perairan dingin bersuhu 1°–24°C pada koordinat 55° Lintang Utara. Suhu lautan yang lebih dingin 11°C dibanding masa kini, yang membuat Hiu Megalodon dan makhluk laut lainnya mencapai ukuran raksasa, menurut hasil riset Humberto G. Ferrón (2017). Berikut adalah gambar suhu lautan di era Miosen (atas) dan suhu lautan masa kini menurut rekaman NOAA (bawah).

Suhu laut masa Miosen
(NOAA)
Suhu laut di masa Holosen
(NOAA)
Hiu Megalodon adalah hewan beranak-bertelur (ovovivipar) dan mencari perairan hangat untuk beranak. Kenaikan suhu lautan sebesar 1°C saja mampu membuat Hiu Megalodon sulit beranak dan sulit bertahan hidup, apalagi kenaikan suhu lautan hingga 11°C dan jika ingin bertahan maka Hiu Megalodon harus berevolusi dengan mengecilkan ukuran tubuh. Perubahan suhu lautan menjadi salah satu faktor penyebab kepunahan Hiu Megalodon. Berdasarkan temuan Catalina Pimiento dkk (2010), berupa fosil anakan Megalodon dengan ukuran 4-7 meter dan dewasa muda berukuran 10 meter di Formasi Gatun, Panama. Tentu jika masih ada akan sangat mudah menemukan anakan Megalodon di semua perairan khatulistiwa, termasuk Indonesia.

Wilayah pengasuhan (nursery groundCarcharocles megalodon di Formasi Gatun, Panama
(Catalina Pimiento dkk, 2010)
Klaim akan bukti keberadaan Megalodon di laut dalam, berdasarkan video yang banyak beredar di kanal Youtube, sebenarnya adalah Hiu Penidur Pasifik ((Somniosus pacificus) yang memang berhabitat di kawasan bathypelagik di kedalaman 2000 meter. Video tersebut sebenarnya berasal dari dokumentasi bawah laut milik ilmuwan Jepang di Pantai Suruga di tahun 2000-2003. Rekor kedalaman Hiu mesopelagik yang tercatat adalah Hiu Paus yang mencapai kedalaman 1800 meter. Megalodon bukanlah tipikal ikan laut dalam, melainkan ikan laut terbuka yang berenang di kedalaman 0-200 meter yang masih kaya akan sumber makanan dan kosmopolitan lautan. Tentu tidak bisa disamakan dengan ikan Raja Laut (Coelacanth latimera manadoensis) yang memang ikan bathypelagic dan tergolong ikan bertulang sejati. Video pengungkapannya bisa dibuka disini.

rupa Hiu Megamouth (Megachasma pelagios) yang diklaim sebagai Megalodon
(billschannel/Youtube)
Foto yang dianggap sebagai dokumentasi keberadaan Megalodon sebenarnya hanya rekaan untuk tayangan pseudo-dokumenter berjudul Mermaids: The Body Found di kanal Animal Planet pada tahun 2011. Menyusul kemudian, pada bulan Agustus 2013 dalam acara berjudul Megalodon: The Monster Shark Lives di kanal Discovery Channel. Selain itu, foto dokumentasi fiktif tersebut juga diambil dari Megalodon: The New Evidence dan Shark of Darkness: Wrath of Submarine di kanal yang sama pada tahun 2014. Kasus laporan kemunculan yang dianggap Megalodon kebanyakan adalah salah identifikasi Hiu raksasa yang masih hidup seperti Hiu Basking, Hiu Putih, Hiu Penidur Pasifik, Hiu Megamouth dan Hiu Greenland. Untuk ukuran Hiu bawah laut, memang bisa mencapai ukuran raksasa untuk mengatasi tekanan bawah air dan melambatkan kondisi metabolisme di habitat yang minim sumber makanan.

Foto rekaan Discovery Channel dalam acara Megalodon: The Monster Shark Lives (2013)
(Discovery Chaneel/Youtube)
Kebanyakan yang percaya bahwa Megalodon masih ada, berpegang pada pernyataan, "lautan belum terpetakan sepenuhnya" atau "95% laut belum dijelejahi", sebenarnya pernyataan tersebut salah, karena laut sudah terpetakan 100% dengan resolusi 5 kilometer, dan sebesar 10%-15% sudah terpetakan dengan resolusi 100 meter, menggunakan teknologi sonar dan digunakan sebagai pemetaan bawah laut oleh nelayan, regu penyelamat dan jalur kapal selam. Selain itu, 228.450 spesies di lautan yang sudah terdata, dari 2.000.000 spesies yang belum terdata & ditemukan, didominasi oleh invertebrata, seperti rotifera, porifera, moluska dan krustasea. Berdasarkan data dari University of Southampton, Inggris. Untuk peta bawah laut, bisa diakses melalui website OpenSeaMap dan Ocean Basemap.

Peta bawah laut dan teknologi untuk mengambil pencitraan bawah laut
(DOOS Map Workshop)
Dari pemaparan diatas bisa disimpulkan bila Megalodon sudah dinyatakan punah, termasuk dari catatan fosil yang ditemukan pada 2.588.000 tahun lalu, jauh sebelum manusia membuat peradaban dan menguasai lautan. Sementara laporan temuan gigi Megalodon baru yang ditemukan oleh awak HMS Beagle di tahun 1873, sebenarnya merupakan gigi yang memfosil dan mengalami persenyawaan dengan mangan dioksida sehingga membuat warna putih bersih pada fosil. Tentu jika masih ada, Megalodon akan memiliki populasi signifikan dan mudah ditemukan oleh orang awam.


1 comment:

Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.