Tuesday, September 10, 2019

Pari Sentani, si Hiu Gergaji

Pari Sentani (Pristis pristis) adalah ikan bertulang rawan dari genus Pristis dibawah suku Pristidae dan ordo Pristiformes dengan sub-kelas Elasmobranchii. Di luar negeri dikenal dengan nama Largetooth Sawfish. Sementara di Indonesia dikenal dengan nama Hiu Gergaji dan Cucut Gergaji. Memiliki sinonim ilmiah antara lain, Pristis microdon (Latham, 1794) dan Pristis perotteti (J. P. Müller & Henle, 1841). Penamaan ilmiahnya diambi, dari bahasa Yunani  πρίστης, prístēs, yang berarti 'gergaji, penggergaji'

Pari Sentani/Hiu Gergaji di Georgia Aquarium, Atlanta, Amerika Serikat
(Diliff/Wikimedia Commons)
Hiu Gergaji diperkirakan sudah ada sejak 100.000.000 tahun dan mulai berevolusi pada 60.000.000 tahun yang lalu, sementara Pari Sentani muncul pada 11.500 tahun yang lalu pada masa akhir Pleistosen.  Pari Sentani diduga sudah ditemukan manusia sejak 1800–2400 tahun yang lalu, dalam naskah Naturalis Historia karya Plinius, perwira angkatan laut dan sastrawan Romawi saat bersandar di salah satu pelabuhan Kekaisaran Tiongkok. Kemudian Pari Sentani juga muncul dalam sajak karya Guillaume Rondelet di tahun 1554 dan Ulisse Aldrovandi di tahun 1613. Selain itu juga muncul dalam manuskrip Persia karya Zakariya Al Qazwini pada abad ke-13.

Gambaran perburuan Paus dan sejumlah ikan,
Het gezantschap der Neêrlandtsche Oost-Indische Compagnie, 1665
(Jacob van Meurs - Johan Nieuhof/Wikimedia Commons)
Pari Sentani mampu tumbuh hingga sepanjang 750 centimeter dan berbobot 500–600 kilogram. Di dalam penangkaran, Pari Sentani mencapai panjang rata-rata 200–250 centimeter dan berbobot 60–70 kilogram. Terdapat laporan Pari Sentani yang memiliki panjang 950 centimeter dan diduga berbobot 2400 kilogram, namun laporan ini diragukan karena tidak disertai bukti spesimen hidup. Merupakan salah satu ikan air payau terbesar di dunia.Kendati berukuran raksasa namun Pari Sentani tidak pernah menyerang manusia.

Perbandingan ukuran antara Hiu Gergaji/Pari Sentani dengan manusia
(baysounding.com)
Ciri khas Pari Sentani adalah cucut mirip gergaji yang memiliki panjang 150–187,5 centimeter, atau 20%-25% dari panjang tubuhnya. Cucut mirip gergaji ini terdapat 14–24 buah gerigi yang berguna untuk memotong kawanan ikan dalam berburu, dimana Pari Sentani akan diam di dasar perairan lalu langsung menyerang saat ada sekawanan ikan melintas. Dalam sehari, Pari Sentani bisa menghabiskan waktu hingga 24 jam untuk menunggu mangsa lewat. Selain itu, cucut mirip gergaji tersebut juga berfungsi sebagai pelacak ikan kecil, moluska dan krustasea yang bersembunyi dalam batu di dasar danau, mirip seperti kegunaan kepala martil milik Hiu Martil. Hal ini dikarenakan Pari Sentani memiliki pandangan mata yang buruk dan tidak memiliki sel kerucut.

Awetan cucut gergaji Pari Sentani milik Federal University of Viçosa (UFV). Viçosa, Brazil
(Peixe serra/Wikimedia Commons)
Walau dipersenjatai cucut mirip gergaji, Pari Sentani bukanlah pemangsa puncak di Danau Sentani. Melainkan pemangsa kasta kedua dibawah ikan Toman Sentani yang lebih agresif, meski berukuran lebih kecil daripada Pari Sentani. Selain itu, Pari Sentani adalah ikan dasar air, bukan ikan permukaan. Selain itu perburuan liar untuk diambil sirip dan cucut gergaji untuk dijual di pasar gelap menyebabkan populasi Pari Sentani semakin menurun drastis. Dalam sejumlah catatan, pada tahun 1961–1979 terdapat 151 ekor Pari Sentani tertangkap jaring nelayan dan hingga kini, tiap tahun hanya seekor Pari Sentani yang tertangkap jaring nelayan. Hingga kemudian IUCN memasukan Pari Sentani dalam daftar Kritis Kepunahan (Critically Endangered).

Peta persebaran Hiu Gergaji/Pari Sentani
(Florida Museum of Natural History)
Diluar habitat Danau Sentani, Hiu Gergaji merupakan spesies hiu yang umum ditemukan merata di perairan hangat seluruh dunia yang memiliki suhu permukaan 24°-32°C pada kedalaman 10–1000 meter. Hiu Gergaji memiliki kebiasaan pada saat musim kawin yaitu bermigrasi ke laut untuk kawin dan beranak, lalu kembali ke sungai pada saat sudah dewasa. Total jarak migrasi yang bisa ditempuh Hiu Gergaji mencapai 1.340 kilometer dengan luas sebaran mencapai 7.200.000 kilometer persegi. Hiu Gergaji bermigrasi berkelompok untuk menghalau pemangsa dan menghemat energi.

Pari Sentani juga berusaha dikembang-biakkan dan ditangkarkan diluar Danau Sentani dengan tujuan menambah angka natalitas. Hingga kini, Pari Sentani sudah ditangkarkan di seluruh akuarium publik di Indonesia, serta 16 ekor (10 pejantan & 6 betina) di Amerika Utara pada tahun 2014, lalu 5 ekor (3 pejantan, 2 betina) di Eropa pada tahun 2013 dan 13 ekor (6 pejantan, 7 betina) di Australia pada tahun 2017, sisanya ditangkarkan di negara-negara Asia lainnya, seperti Tiongkok, Jepang, Vietnam dan Korsel. Namun hingga Pari Sentani masih sulit beranak di penangkaran dan tidak berumur panjang, berbeda dengan di alam liar yang bisa mencapai umur 80 tahun.

Hiu Gergaji/Pari Sentani di Shanghai Aquarium, Tiongkok
(J. Patrick Fischer/Wikimedia Commons)
Untuk melindungi Pari Sentani, Pemerintah mengeluarkan SK Mentan No.716/Kpts/Um/10/80 tahun 1999 tentang pengawetan tumbuhan dan hewan langka. Selain itu, CITES menggolongkan Pari Sentani dalam Appendix II, dimana perdagangan Pari Sentani baik hidup maupun mati dan bagian tubuhnya diawasi secara ketat. Ditambah 75 negara, seperti Australia, Selandia Baru, Tiongkok dan Jepang juga mengeluarkan aturan untuk melindungi dan mengawasi perdagangan Pari Sentani dan seluruh anggota famili Pristidae di negara masing-masing. Diduga, Pari Sentani menjadi hewan endemik Danau Sentani karena terisolasi dalam danau akibat kenaikan Pegunungan Siklop di akhir Zaman Es pada masa Pleistosen, sekitar 2.588.000 tahun yang lalu. Hal ini membuat Pari Sentani membuang organ euryalin yang membantu bertahan hidup saat bermigrasi ke lautan pada musim kawin dan menjadi ikan hiu yang sepenuhnya hidup di air tawar. Sementara famili Pristidae sudah ada sejak 145.000.000 tahun yang lalu, menjadi makanan favorit anggota famili Spinosauridae. Berikut ini bagan kladistik ikan bertulang rawan (Naylor dkk, 2012).

Bagan kekerabatan sub-kelas Elasmobranchii
(Naylor dkk, 2012)
Pada tahun 1978, Pegunungan Siklop dan Danau Sentani ditetapkan sebagai kawasan Cagar Alam melalui melalui SK No.56/Kpts/Um/I/1978 dan dikukuhkan pada tahun 1987 lewat SK No.365/Kpts-II/1987 yang mencakup wilayah seluas 22.500 hektar. Di tahun 2012, CA Pegunungan Siklop bertambah luasannya menjadi 31.479,89 lewat SK Menhut nomor 782/MenHut-II/2012. Selain itu, hukum adat juga diberlakukan dan diterapkan untuk melindungi Pari Sentani yang sudah menjadi bagian penting dalam masyarakat lokal sejak 3000 tahun yang lalu.










No comments:

Post a Comment

Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.