Hiu Putih (Carcharodon carcharias) adalah spesies ikan bertulang rawan dari genus Carcharodon dibawah suku Lamnidae dan ordo Lamniformes. Dikenal dengan nama great white, white shark atau white pointer. Memiliki sinonim nama ilmiah antara lain Squalus carcharias (Linnaeus, 1758), Squalus caninus (Osbeck, 1765), Carcharias lamia (Rafinesque, 1810), Carcharias verus (Cloquet, 1817), Squalus vulgaris (Richardson, 1836), Carcharodon smithii (Agassiz, 1838), Carcharodon rondeletii (Müller & Henle, 1839), Carcharodon capensis (Smith, 1839), Carcharias atwoodi (Storer, 1848), Carcharias maso (Morris, 1898), dan Carcharodon albimors (Whitley, 1939).
Hiu Putih (Carcharodon carcharias) di perairan Isla Guadalupe, Meksiko, Agustus 2006 (Terry Goss/Wikimedia Commons) |
Berdasarkan catatan fosil, suku Lamniformes dan genus Lamnidae sudah muncul sejak 112.600.000 tahun yang lalu di masa Cretaceoaus, sementara Hiu Putih sudah muncul sejak 16.000.000 tahun yang lalu, kemudian mengisi relung yang ditinggalkan oleh Charcharocles megalodon, kerabat dekatnya yang punah di awal Zaman Es. Pertama kali dideskripsikan oleh Carolus Linnaeus dalam buku Systema Naturae edisi kesepuluh pada tahun 1758, dengan nama latin Squalus carcharias. Kemudian penamaan ilmiahnya diubah oleh Sir Andrew Smith, ahli biologi Skotlandia, pada tahun 1833, dan kemudian pada tahun 1837, nama spesifik dalam nama latin Linnaeus menjadi nama spesifik Hiu Putih yang dipakai di masa kini. Diambil dari bahasa Yunani Kuno yaitu κάρχαρος (kárkharos, 'tajam' atau 'bergerigi'), dan ὀδούς (odoús), ὀδών (odṓn, 'gigi').
Fosil gigi Hiu Putih (Carcharodon carcharias) dari lapisan Miosen Chile (Kevmin/Wikimedia Commons) |
Hiu Putih memiliki ukuran rata-rata untuk pejantan 340-400 centimeter (11-13 kaki) dengan bobot sekitar 522–771 kilogram (1151–1700 pon), dan betina berukuran sekitar 460-490 centimeter (15-16 kaki) dengan bobot sekitar 680–1110 kilogram (1500–2450 pon). Memiliki panjang maksimal hingga 610 centimeter dengan bobot 1905 kilogram (4200 pon), dan diperkirakan mampu mencapai bobot 2268 kilogram (5000 pon). Ukuran terbesar Hiu lainnya belum bisa terkonfirmasi karena hanya berdasarkan kesaksian. Hiu Putih adalah spesies terbesar dalam ordo Lamniformes.
Perbandingan ukuran manusia dewasa dengan Hiu Putih (Kurzon/Wikimedia Commons) |
Dalam berburu, Hiu Putih melacak mangsa menggunakan organ Ampula Lorenzini, yang mampu melacak bioelektrikal, suhu tubuh dan larutan darah mangsa dalam radius 100 meter, dengan taktik menyergap dari kegelapan setelah dikuntit. Memiliki mangsa berupa mamalia laut seperti paus, lumba-lumba, pesut, anjing laut, singa laut & gajah laut, serta ikan bertulang sejati kerapu, tuna, ikan napoleon & ikan Hiu lainnya. Selain itu, diketahui juga memangsa penyu dan krustasea laut. Mampu mengejar mangsa hingga kecepatan 56 kilometer per jam (35 mil per jam) dan melompat setinggi 3 meter. dengan kekuatan gigitan mencapai 18.216 newton (4095 pon daya) untuk spesies berbobot 3324 kilogram (7328 pon). Jika ada gigi yang patah saat berburu, Hiu Putih butuh waktu 24 jam untuk menumbuhkan gigi yang baru.
Hiu Putih sedang memakan bangkai Paus (Fallows C, Gallagher AJ, Hammerschlag N, 2013) |
Walau ganas dan berbadan kekar, Hiu Putih merupakan mangsa dari Paus Orca (Orcinus orca) sepaanjang 9 meter yang akan membalikan tubuh Hiu Putih agar menyebabkan kelumpuhan (tonic immobility) selama lima belas menit hingga lumpuh total, dan digigit di bagian hati yang kaya akan protein tinggi. Sonar dari kawanan Paus Orca mampu menghalau dan membuat pusing Hiu Putih. Dalam ekosistem lautan terbuka, Paus Orca memiliki tugas mengatur dan menyeimbangkan populasi Hiu Putih. Hati dari Hiu Putih memiliki bobot 25% dari keseluruhan bobot, dan memiliki peran amat vital sebagai pemberat saat berenang atau menyelam. Selain itu, hati Hiu Putih memiliki peran sebagai pengatur keseimbangan kadar garam dalam tubuh agar tidak mengalami dehidrasi. Untuk menghindari kawanan Paus Orca, biasanya Hiu Putih menyelam di kedalaman 300-900 meter.
Paus Orca sedang memangsa Hiu Putih (North Shore Shark Adventure) |
Dalam berkembangbiak, Hiu Putih yang sudah matang pada usia 26 tahun, akan melakukan migrasi sejauh 20.000 kilometer ke perairan khatulistiwa untuk melakukan pembuahan pada musim semi dan musim panas. Setelah dibuahi, Hiu Putih mengerami telur dalam rahim selama 11 bulan, karena merupakan hewan ovovivipar. Mampu menetaskan 14 ekor anakan yang dibesarkan di perairan khatulistiwa hingga matang seksual. Tingkat pertumbuhan Hiu Putih mencapai 1,2 meter per tahun, dengan usia harapan hidup mencapai 70 tahun di alam liar. Anakan Hiu Putih rentan ditangkap nelayan & dimangsa oleh Hiu Putih dewasa, sesama jenis Hiu yang berukuran lebih, Paus Orca dan Buaya Muara. Berbeda dari jenis Hiu lainnya, Hiu Putih sulit bertahan hidup dalam penangkaran dan akuarium hias. Untuk menghindar dari pemangsa besar, anakan Hiu Putih akan berenang dan berburu di perairan bakau dan karang.
Anakan Hiu Putih yang ditangkap nelayan di perairan Atlantik Utara (Reef Nation) |
Hiu Putih tersebar di kedalaman 0-1200 meter dibawah permukaan laut, dengan suhu permukaan air sekitar 12-24°C (54-75°F), dengan persebaran terbesar meliputi wilayah perairan Amerika Serikat, Oceania, Jepang, Afrika Selatan, Laut Mediterania, Laut Marmara dan Selat Bosphorus, dengan populasi 3500 ekor di seluruh dunia. Mengalami penurunan populasi sejak tahun 1972 akibat pemancingan berlebihan (over-fishing), penangkapan liar untuk diambil siripnya dan mengalami kesulitan dalam berkembangbiak akibat perubahan iklim. Sehingga IUCN menggolongkannya dalam status Rentan Punah (Vulnerable) dalam daftar Red List 3.1 dan masuk dalam daftar Appendix II, yang melarang keras dalam menjual dan mengedarkan seluruh bagian tubuh Hiu Putih tanpa ijin khusus dari Pemerintah setempat. Di Indonesia, Hiu Putih terlihat dua kali di perairan Lombok pada tahun 2014 dan Nusa Penida, Bali pada tahun 2019. Namun belum ada aturan khusus yang melindungi Hiu Putih di Indonesia, masih dilindungi oleh UU nomor 7 tahun 1999.
Peta persebaran Hiu Putih (Carcharodon carcharias) (IUCN/Wikimedia Commons) |
Tercatat dari tahun 1980-2019, terdapat 314 kasus serangan Hiu Putih, dengan 80 serangan mematikan dan 234 serangan tidak mematikan. Perilaku serangan Hiu Putih pada manusia akibat didominasi oleh serangan tidak sengaja akibat dianggap mengancam, dikira mangsa dan memicu serangan akibat larutan darah dari luka terbuka. Hingga kini belum pernah ada kasus Hiu Putih memakan manusia karena memang manusia bukan makanan utama. Dalam budaya pop, Hiu Putih menjadi bintang dalam tiap film dan novel seperti Jaws karya Peter Benchley pada tahun 1974 yang kemudian diadaptasi menjadi film oleh Steven Spielberg pada tahun 1975. Hiu Putih bukanlah musuh bagi manusia dan tidak ada kandungan zat gizi dalam sirip Hiu. Bahkan di Australia dan California, kemunculan Hiu Putih menjadi atraksi yang menarik ribuan turis dan menggairahkan perekonomian penduduk yang bergerak di bidang industri pariwisata.
Filmnya udah lama tapi teknik gambarnya maju banget untuk jamannya. Katanya robot hiunya sempat rusak maka sempat ada adegan dgn hiu beneran. entahlah
ReplyDelete