Thursday, October 3, 2019

Hiu Tikus, si Ekor Pecut

Hiu Tikus (Alopias vulpinus) adalah spesies ikan bertulang rawan dari genus Alopias dibawah suku Alopiidae, termasuk anggota ordo Lamniformes, Di Indonesia dikenal juga dengan nama Hiu Rubah. Memiliki nama umum lainnya yaitu Atlantic thresher, big-eye thresher, fox shark, green thresher, swingletail, slasher, swiveltail, thintail thresher, whip-tailed shark dan Zorro thresher shark. Penamaan ilmiahnya diambil bahasa Yunani yaitu alopex dan bahasa Latin yaitu vulpes yang memiliki arti sama yaitu "rubah".

Hiu Tikus (Alopias vulpinus)
(NOAA Photo Library/Wikimedia Commos)
Berdasarkan catatan fosil, Suku Alopiidae sudah muncul sejak 49.000.000 tahun yang lalu. Pertama kali dicatatkan dalam Historia Animalia karya Aristoteles (384–322 SM), berdasarkan temuan Hiu Tikus yang tersangkut oleh kail pancing. Kemudian dideskripsikan oleh  Pierre Joseph Bonnaterre, natiralis asal Perancis pada tahun 1788 dan  Constantine Samuel Rafinesque pada tahun 1810, berdasarkan spesimen Hiu Tikus yang ditangkap di pesisir Sisilia, Italia. Memiliki sinonim ilmiah antara lain Squalus vulpinus (Bonnaterre, 1788), Squalus vulpes (Gmelin, 1789), Galeus vulpecula (Rafinesque, 1810), Alopias macrourus (Rafinesque, 1810), Squalus alopecias (Gronow, 1854), Alopecias barrae (Perez Canto, 1886), Alopecias longimana (Philippi, 1902), Alopecias chilensis (Philippi, 1902), Vulpecula marina (Garman, 1913), Alopias caudatus (Phillipps, 1932), dan Alopias greyi (Whitley, 1937).

Illustrasi Hiu Tikus (Alopias vulpinus) dalam buku Natural History of Victoria (1881)
(F. Schönfeld/Wikimedia Commons)
Hiu Tikus memiliki ukuran rata-rata 5 meter (16 kaki) dan berbobot 230 kilogram (510 pon), dengan ukuran panjang maksimum mencapai  5,7 meter (19 kaki), dan diperkirakan mampu tumbuh hingga ukuran 6,1–6,5 meter (20–21 kaki). Rekor Hiu Tikus terberat memiliki ukuran panjang 4.8 meter (16 kaki)  dan berbobot 510 kilogram (1,120 pon). Merupakan spesies terbesar dalam suku Alopiidae.

Hiu Tikus (Alopias vulpinus) dewasa yang terpancing
(NMFS/PRIO Observer Program)
Dalam berburu, Hiu Tikus memiliki taktik berbeda dengan hiu pada umumnya yang kebanyakan mengandalkan rahang kuat dengan barisan gigi tajam. Hiu Tikus akan mengejar sekawanan ikan pelagik, seperti Tuna dan Tengiri, dengan kecepatan 48 kilometer per jam. Setelah mendekati mangsa, Hiu Tikus akan menggunakan ekornya yang lebih panjang dari tubuhnya, untuk memecut kawanan ikan tersebut. Setelah mangsa terbelah, Hiu Tikus lalu melahapnya menggunakan rahan berisi 32-53 pasang gigi di rahang atas dan 25-50 pasang gigi di rahang bawah. Dalam menyergap mangsa berupa burung laut atau ikan permukaan menggunakan taktik breaching, Hiu Tikus mampu melompat setinggi 6 meter (20 kaki) diatas permukaan laut.

Ekor pecut Hiu Tikus (Alopias vulpinus)
(NOAA/PIER)
Pada musim kawin di bulan Juli atau Agustus, Hiu Tikus akan bermigrasi ke perairan hangat untuk kawin, dan betina mengandung selama 9 bulan, lalu melahirkan di bulan Maret-Juni, dengan jumlah anakan mencapai 2-4 ekor, bahkan ada yang mencapai 6 ekor anakan. Seekor anakan Hiu Tikus memiliki ukuran sekitar 114–160 centimeter (3,74–5,25 kaki) dan berbobot 5–6 kilogram (11–13 pon), Anakan Hiu Tikus tumbuh 50 centimeter (1,6 kaki) per tahun, sedangkan dewasa tumbuh 10 centimeter (0,33 kaki) per tahun. Hiu Tikus mencapai usia matang pada umur 5 tahun saat 3,3 meter (11 kaki) untuk pejantan, sementara betina mencapai usia matang pada usia 7 tahun dengan ukuran 2,6–4,5 meter (8,5–14,8 kaki) untuk betina. Usia maksimum Hiu Tikus mencapai 15 tahun, dengan angka harapan hidup mencapai 45-50 tahun. Memiliki presentase perkembangbiakan sebesar 45-7%.

Embrio Hiu Tikus (Alopias vulpinus) yang diawetkan
(National Marine Fisheries Service - NOAA)
Hiu Tikus dapat ditemukan dalam habitat perairan tropis dan sub-tropis, dengan suhu permukaan 16-21°C (61-70°F), dengan suhu minimum 9°C (48°F), berjarak 30-40 kilometer dari pesisir pantai dengan kedalaman rata-rata  sekitar 160–240 meter (520–790 kaki), dan mampu mencapai kedalaman 550 meter (1800 kaki).  Tersebar di Atlantik Barat, dapat ditemukan dari Newfoundland hingga Teluk Meksiko, jarang terlihat di New England, dan dari Venezuela hingga Argentina. Sementara di Atlantik Timur, dilaporkan ditemukan di Laut Utara dan Kepulauan Inggris hingga Ghana (termasuk Madeira, Azores, dan Laut Tengah dan Laut Hitam), bahkan menyebar hingga Angola ke Afrika Selatan. Di perairan Indo-Pasifik, dapat ditemukan di Tanzania ke India dan Maladewa, Jepang, dan Korea hingga Laut Tiongkok Selatan, Sumatra, Australia timur, dan Selandia Baru; juga dilaporkan ditemukan di Oceania termasuk Kaledonia Baru, Kepulauan Society, Tabuaera, dan Kepulauan Hawaii. Di timur Pasifik, dapat ditemukan dari British Columbia hingga Chile, termasuk Teluk California.

Peta persebaran Hiu Tikus (Alopias vulpinus)
(Compagno, L.J.V. (2002))
Sama seperti Hiu lainnya, Hiu Tikus juga mengalami penurunan populasi hingga 70% akibat perburuan, pemancingan dan penangkapan illegal untuk diambil sirip, hati, minyak ikan dan diolah menjadi ikan asap. Tercatat sejak tahun 1982-2019, Hiu Tikus tertangkap mencapai 1091 metrik ton, dengan tingkat tangkapan 300 metrik ton per tahun, Oleh karena itu, IUCN menggolongkannya dalam status Rentan Punah (Vulnerable) dan CITES memasukannya dalam Appendix II. Pemerintah Selandia Baru melalui Department of Conservation menggolongkannya dalam status Tidak Terancam (Not Threatened) dalam daftar  New Zealand Threat Classification System. Sementara di Indonesia, melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan, melindungi Hiu Tikus berdasarkan surat Edaran Direktur KKHL No. 2078/PRL.5/X/2017, terkait dengan tangkapan sampingan (bycatch) sesuai dengan Pasal 73 Permen KP nomor 30 tahun 2012 jo Permen KP nomor 26 tahun 2013 tentang Usaha Perikanan Tangkap di WPP NRI wajib dilepas dan dilaporkan jika mati, demikian juga pada Bab X Pasal 39 Permen KP No. 12 tahun 2012 tentang usaha perikanan tangkap di laut lepas.  Selain itu, pada tahun 2009 melalui Resolusi 10/12 IOTC tahun 2009 tentang perlindungan Hiu Tikus. 

No comments:

Post a Comment

Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.