Tuesday, October 29, 2019

Sinapsida, ordo mamalia serupa reptil

Sinapsida adalah ordo mamalia serupa reptil, berada dibawah superordo Reptiliomorpha, yang memiliki tingkap telinga (temporal fenestra) tunggal dibelakang mata, sendi rahang dibawah mata yang bisa memutar, dan terdapat tulang pipi. Dikenal juga dengan sebutan Mamalia Serupa Reptil (Mammals like-reptiles), Mamalia Asal (Stem Mammals) dan Proto-Mamalia. Penamaan Sinapsida juga untuk menyebiti golongan hewan bercuping telinga.

Gambar kolase ordo Sinapsida
(Wikimedia Commons)
Berdasarkan catatan fosil, ordo Sinapsida pertama kali muncul pada 312.000.000 tahun yang lalu, merupakan evolusi dari Archaeothyris florensis, yang muncul pada masa Karbon akhir. Menguasai Bumi dalam periode sekitar 299.000.000-261.000.000 tahun lalu di masa Permian. Kemudian menjadi ordo Mamaliafomes pada awal masa Mezosoikum, kemudian berevolusi menjadi Monotremata, ordo mamalia bertelur pada 190.000.000 tahun yang lalu dan berkembang menjadi mamalia modern yang menguasai masa Kenozoikum. Pertama kali dideskrispikan secara ilmiah oleh Henry Fairfield Osborn, ahli paleontologi Amerika Serikat pada tahun 1903. Memiliki sinonim ilmiah antara lain Therapsida (Broom, 1905) dan Theropsida (Seeley, 1895),

Bagan evolusi kelas mamalia
(Berkeley Edu)
Ordo Sinapsida memiliki banyak ragam jenis dan ukuran, yang terkecil adalah Nikkasaurus tataronovi, yang memiliki ukuran tengkorak hanya sepanjang 5 centimeter, hidup pada 272.000.000 tahun lalu di masa pertengahan Permian. Sementara yang terbesar adalah Lisowicia bojani, yang memiliki ukuran panjang sekitar 400 centimeter (14 kaki) dan berbobot sekitar 4870-7020 kilogram, hidup pada 237.000.000-201.300.000 tahun yang lalu di masa Triasik akhir. Salah satu anggota ordo Sinapsida paling terkenal dan banyak dikenal publik adalah Dimetrodon limbatus.

Ragam bentuk ordo Sinapsida
(Dmitry Bogdanov/Wikimedia Commons)
Ciri khas ordo Sinapsida adalah keberadaan fitur biologis unik seperti sirip layar di punggung dan tonjolan di muka, yang berfungsi sebagai penjaga kehangatan tubuh, daya tarik seksual dan penanda identitas. Keberadaan sirip punggung ini dimiliki oleh genus Dimetrodon & Edaphosaurus, sementara keberadaan tonjolan aneh di kepala dimiliki oleh genus Lystrosaurus, Anteosaurus, Pareiasaurus, dan Estemmenosuchus. Fitur biologis inilah yang membuat ordo Sinapsida mudah dikenali oleh publik awam. Dalam berkembangbiak, para ahli memperkirakan bahwa ordo Sinapsida kemungkinan bertelur dalam sarang bawah tanah yang dijaga dan dierami hingga menetas lalu disusui menggunakan bulu halus di tubuh yang terhubung dengan kalenjar susu, seperti perilakuk berkembangbiak ordo Monotremata. Sebagai penguasa era Permian yang menyebar di seluruh megabenua Pangaea, membuat ordo Sinapsida menguasai seluruh relung ekologi, sehingga memiliki ragam makanan dan saling memangsa.

Ragam genus Dimetrodon
(Dmitry Bogdanov/Wikimedia Commons)
Namun pada akhir masa Permian, sebagian besar ordo Sinapsida mengalami kepunahan massal akibat letusan basaltik Siberia yang memuntahkan 2.000.000-4.000.000 kubik material vulkanik pada 251.000.000 tahun yang lalu. Sementara sisa ordo Sinapsida masih bertahan hingga masa Permian akhir, berdampingan dengan Archosauria, nenek moyang buaya dan dinosaurus, hingga akhirnya digeser oleh dinosaurus pada 30.000.000 tahun setelah kepunahan massal Permian-Triasik. Kemudian menjadi mamalia bertelur yang hidup dibawah bayang-bayang dinosaurus dan mamalia sejati mendapatkan momentum menguasai dunia pada masa Kenozoikum, setelah kepunahan massal Kapur-Paleogen pada 65.000.000 tahun yang lalu.  


No comments:

Post a Comment

Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.