Thursday, November 21, 2019

Dermoptera, ordo mamalia melayang

Dermoptera adalah ordo mamalia pemanjat dibawah miriordo   Primatomorpha, grandordo Euarchonta dan superordo  Euarchontoglires, yang memiliki ciri antara lain terdapat selaput terbang (patagium) di sela antara kaki depan dan belakang, berjari lima dengan cakar, menyusui, mengandung, berdarah panas, berbulu dan memiliki moncong panjang. Penamaan ilmiahnya diambil dari bahasa Yunani Kuno yaitu kata δέρμα (derma, “kulit”) dan kata πτερόν (pteron, “sayap”).

Kubung Sunda (Galeopterus variegatus)
(Nina Holopainen/Wikimedia Commons)
Berdasarkan catatan fosil, ordo Dermoptera sudah muncul sejak 56.800.000 tahun yang lalu di Amerika Utara, berevolusi dari Planetetherium mirabile, yang kemudian muncul spesies kubung pertama yaitu Dermotherium major pada 37.000.000 tahun yang lalu di Asia Tenggara. Suku Cynocephalidae muncul pada 33.000.000 tahun yang lalu. Pertama kali dideskripsikan secara ilmiah oleh Johann Karl Wilhelm Illiger, ahli entomologi Jerman pada tahun 1811, sementara suku Cycnocephalidae dideskripsikan oleh George Gaylord Simpson, ahli paleontologi Amerika Serikat pada tahun 1945 dan genus Cynocephalus dideskripsikan oleh Pieter Boddaert, ahli biologi Kerajaan Belanda pada tahun 1768. Suku Cynocephalidae memiliki sinonim ilmiah antara lain Colugidae, Galeopithecidae dan Galeopteridae. Sementara genus Cynocephalus memiliki sinonim ilmiah antara lain Colugo, Dermopterus, Galeolemur, Galeopithecus, Galeopus, dan Pleuropterus.

Pohon keluarga ordo Dermoptera, mamalia melayang
(Gillian L. Moritz dkk, 2013)
Ordo Dermoptera memiliki tiga suku, delapan genera dengan 10 spesies, namun kini hanya tersisa satu suku dengan dua genus dan dua spesies, hingga kini sudah ditemukan empat subspesies Kubung. Kubung memiliki ukuran panjang tubuh sekitar 35-40 centimeter (14-16 inchi) dan berbobot sekitar 1-2 kilogram (2,2-4,4 pon). Merupakan hewan herbivora nokturnal arboreal yang menghabiskan 70% hidupnya diatas pohon saat malam hari. Memakan daun, bunga dan batang muda pohon menggunakan gigi yang memiliki dua akar dengan formasi 2 buah gigi seri, 1 buah gigi taring, 2 buah gigi geraham depan dan 3 buah gigi geraham belakang pada rahang atas & 3 buah gigi seri, 1 buah gigi taring, 2 buah gigi geraham depan dan 3 buah gigi geraham belakang pada rahang bawah. Berkerabat dekat dengan ordo Scandentia, ordo Primata dan ordo Chiroptera.

Rupa dan ukuran ordo Dermoptera, mamalia melayang
(www.britannica.com)
Ciri khas ordo Dermoptera adalah keberadaan selaput terbang (patagium) di sela kaki depan dan belakang, yang digunakan untuk melayang (gliding) saat berpindah dari pohon ke pohon untuk menghindari pemangsa dan mencari makanan. Mampu meluncur hingga jarak sekitar 70-150 meter (230-490 kaki) tanpa mengurangi ketinggian diatas 10 meter karena memanfaatkan aliran udara yang memberi daya angkat ke selaput terbang milik Kubung. Dalam semalam, seekor Kubung mampu melayang sejauh tiga kilometer. Selain itu, Kubung memiliki corak kulit senada dengan kayu pohon yang menjadi sarangnya untuk kamuflase dari mangsa. Dalam berkembangbiak, Kubung akan kawin di awal musim hujan di pohon pada ketinggian diatas 20 meter, kemudian akan menghandung selama 60 hari dengan hanya menghasilkan seekor anakan berbobot 35 gram (1,2 ons) dan dibesarkan dalam kantung agar anakan tidak jatuh dari pohon akibat gaya gravitasi selama 6 bulan, hingga matang seksual pada usia 2-3 tahun. Memiliki usia harapan hidup hingga 15 tahun di penangkaran, sementara di alam liar belum diketahui usia harapan hidup Kubung.

Selaput terbang (patagium) ordo Dermoptera, mamalia melayang
(Norman T.-L. Lim)
Ordo Dermoptera dapat ditemukan di Asia Tenggara pada ketinggian 100-1500 meter diatas permukaan laut. Berdasarkan data IUCN, Kubung Filipina (Cynocephalus volans) dan Kubung Sunda (Galeopterus variegatus) berada dalam status Resiko Rendah (Least Concern) dengan tren stabil menurun. Di Indonesia, Kubung Sunda dilindungi oleh Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999, karena habitatnya menyusut akibat pembalakan liar dan alih fungsi lahan hutan. Selain itu, karena keunikannya membuatnya diburu oleh para kolektor dan pemburu untuk dijadikan bahan makanan dan dijual ke pasar gelap. Menjadi mangsa bagi burung pemangsa seperti Elang dan Alap-alap.

Peta persebaran ordo Dermoptera, mamalia melayang
genus  Cynocephalus (hijau) dan Galeopterus (merah)
(Wikimedia Commons)
Di Indonesia, dikenal dengan nama Walangkekes dan Tando, sementara di negara Barat dikenal dengan nama Flying Lemur (Lemur Terbang) karena memiliki wujud mirip Lemur tapi bukan ordo Primata dan terlihat bisa terbang walau tidak bisa mengepakan sayap seperti kelelawar. Berperan sebagai penyebar bijian dan agen regenerasi hutan. Salah satu mamalia purba Eurasia yang masih tersisa di masa kini. Menjadi inspirasi terciptanya baju terbang (wingsuit) untuk olahraga ekstrim terjun melayang dari ketinggian.

3 comments:

  1. Beda yah mas sama kelelawar?

    ReplyDelete
  2. Klo yg berenang di air spesies kubung jugakah?? Bentuk nya persis sama tapi gk ada bulunya kayak bayi tikus

    ReplyDelete

Semua komentar merupakan tanggungjawab komentator dan pengelola tidak bertanggungjawab atas tuntutan dengan UU ITE. Berkomentar dengan bijak dan sopan.